ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun dalam perdagangan di hari Rabu (01/05) ke harga terendah dalam sepekan ini karena penguatan Dolar AS. Mata uang ini menguat setelah pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS yang membuka peluang kenaikan suku bunga apabila kondisi ekonomi menguat.
Harga emas tergelincir 0,6% menjadi $1.276,36 per ounce, setelah jatuh sebanyak 0,8% ke $1.272,74, terendah sejak 24 April. Harga emas berjangka AS berakhir 0,1% lebih rendah pada $1.284,20 per ounce.
Bank sentral AS mempertahankan suku bunga stabil dan mengisyaratkan sedikit minatnya untuk menyesuaikan suku bunga dalam waktu dekat, setelah menimbang kenaikan sektor pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan inflasi yang lemah potensial untuk sedikit lebih tinggi.
Dolar AS bangkit kembali setelah pengumuman, setelah menurun untuk tiga sesi sebelumnya. Dolar AS yang lebih kuat menekan harga emas, aset yang tidak menghasilkan bunga, yang menjadi mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Pasar merasa khawatir dengan data ekonomi AS yang solid akan membuat The Fed lekas menaikkan suku bunga kembali. Dengan potensi ini, harga emas terguncang.
Data ekonomi AS terkini menyatakan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi naik pada tingkat yang solid dalam beberapa pekan terakhir. Para pengusaha swasta AS menambahkan 275.000 pekerjaan pada bulan April, jauh di atas ekspektasi para ekonom dan terbesar sejak Juli lalu. Hal ini membuat The Fed pada konferensi persnya cukup yakin bisa menaikkan suku bunga. Pernyataan The Fed itu membebani emas, yang sering digunakan sebagai aset alternatif untuk menghadapi risiko politik dan keuangan.
Disisi lain, berkurangnya kekhawatiran juga membuat emas makin merana. Masalah Brexit sedikit mereda bahkan dalam perkembangan perang dagang AS – China, perundingan yang terjadi juga menunjukkan sinyal yang positif. Tentu saja harga emas terguncang dengan kondisi yang demikian. (Lukman Hqeem)