Harga emas tertahan kenaikannya, pasar menunggu data CPI AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun tipis pada hari Senin (12/03/2018), menghapus sejumlah kenaikan pada sesi sebelumnya. Sejumlah investor bersikap menunggu data indeks harga konsumen AS., pada hari Selasa agar bisa menilik petunjuk baru mengenai kenaikan suku bunga The Federal Reserve.

Sentimen global yang mempengaruhi adalah beberapa kenaikan di pasar saham AS. Seiring harga emas mencoba untuk bertahan, indeks saham AS. bisa berakhir beragam dan dolar melemah, membantu emas keluar dari level terburuk.

Meski demikian, harga emas untuk kontrak pengiriman bulan April masih berakhir turun $ 3,20, atau 0,2%, bertahan di $ 1,320.80 per ons. Harga emas sempat diperdagangkan hingga ke $ 1,315.30. Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin harga emas berakhir naik hampir 0,2%. Kenaikan ini mengubah kinerja mingguan logam mulia hanya positif setelah sebuah laporan mengungkapkan kenaikan kuat dalam data lapangan kerja AS. meski pertumbuhan upahnya mengecewakan.

Gambaran terbaru dari pasar tenaga kerja AS. menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja dengan tingkat partisipasi yang lebih tinggi, setidaknya ada 313.000 pekerjaan baru di bulan Februari. Namun kenaikan gaji dalam satu tahun terakhir justru turun menjadi 2,6% dari angka yang telah di revisi 2,8% pada Januari.

Sebelumnya, pasar memang menguat atas kenaikan gaji setelah inflasi gagal memberikan ketakutan pasar. Sekaligus menenggelamkan harga saham. Seiring dengan kenaikan inflasi yang menambah tekanan pada the Fed untuk mempercepat kenaikan suku bunga. Tentu saja hal ini mencekik pasar saham. Harga Emas, pada gilirannya juga akan tercekik, meskipun dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga yang lebih tinggi, dapat menarik permintaan lindung nilai terhadap inflasi yang terlalu panas.

Sejumlah data pada hari Jumat memberikan keseimbangan sempurna antara penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan upah yang lebih lembut, yang tidak selalu memicu kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Tingkat partisipasi yang jauh lebih tinggi adalah pengingat yang jelas bahwa, sementara tingkat pengangguran berada di level terendah 17 tahun, masih ada sedikit kelonggaran dalam ekonomi yang mungkin memakan waktu lebih lama untuk menyelesaikan dan menjelaskan mengapa pertumbuhan dan inflasi upah begitu diredam.

Pada hari Senin, Indek Dolar turun 0,2% pada 89,92, sempat membukukan kenaikan minggu lalu. Harga Emas dan dolar biasanya bergerak terbalik karena tingkat mata uang mempengaruhi permintaan di kalangan pembeli emas menggunakan mata uang lain. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung bernilai dolar. Dengan pemulihan Dolar AS seperti ini, sementara isu lain masih sepi sepanjang minggu ini, indikator CPI AS akan menjadi hal yang penting.  Meski hal yang mengejutkan, pasar lebih memperhatikan angka utama daripada angka inti.

Jika indek CPI AS pada hari Selasa tidak menunjukkan inflasi utama yang bisa mempercepat pencapaian target inflasi the Fed sebesar 2% sekitar satu minggu sebelum pertemuan FOMC berikutnya, harapan akan kenaikan suku bunga pada pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal ini akan tertahan. (Lukman Hqeem)