Emas Batangan (Ilustrasi).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas naik dalam perdagangan Selasa (23/10). Mencapai posisi harga termahal selama lebih dari tiga bulan terakhir. Pendorong naiknya harga emas adalah rontoknya bursa saham global yang tajam. Ketakutan investor bersumber dari kekhawatiran bahwa gangguan dalam perekonomian China akan menjadi bencana bagi pertumbuhan ekonomi dunia.


Setelah dua hari sebelumnya reli tajam, bursa saham China mengalami guncangan dengan aksi jual besar-besaran. Akibatnya menyeret bursa saham global dalam tekanan yang hebat. Investor berlindung kepada aset yang secara tradisional memberikan perlindungan, Emas. Logam mulia yang disebut aset surgawi, safe haven ini menjadi tujuan investasi ditengah ketidakpastian saat ini.


Alhasil, harga emas dalam perdagangan di bursa berjangka terangkat naik. Untuk kontrak penutupan Desember, harga logam mulia meningkat naik $ 12,20, atau 1%, di $ 1,236.80 per troy ons. Ini merupakan harga yang paling mahal untuk kontrak paling aktif sejak 16 Juli. Indek Shang Hai sendiri jatuh 2,3% setelah reli dalam dua hari. Menyeret jatuh Indek Dow Jones lebih dari 200 poin setelah perdagangan emas berakhir.


Sementara itu, imbal hasil Obligasi AS juga bergerak turun tajam. Rebound obligasi pemerintah, sebagai akibat dari investor yang keluar dari ekuitas dan bergerak ke dalam relatif aman bagi utang pemerintah. Hal ini juga membantu dalam memberikan dukungan bagi harga emas sebagai surga investasi.


Secara teknis, harga emas masih menjaga peluang naik kembali untuk menembus harga krusial di $1250. Kisaran perdagangan hari ini, selain mencoba untuk menembus harga $1240 adalah mempertahankan harga tetap diatas $1220. Selama level support ini belum terpecahkan, isyarat beli logam mulia masih membara. (Lukman Hqeem)