ESANDAR, Jakarta – Harga Emas ditutup naik signifikan dalam perdagangan akhir pekan kemarin. Melemahnya Dolar AS pada Jumat (22/01) membuat harga emas naik dan membukukan kenaikan mingguan kedua secara beruntun. Keuntungan ini mengikis kerugian yang diderita sehari sebelumnya, yang tercatat sebagai penurunan dalam satu hari terbesar bagi harga logam mulia ini sejak Agustus silam.
Disisi lain, melemahnya dolar pada hari Jumat juga membantu memberikan penawaran beberapa ruang untuk logam mulia. Dolar yang lebih lembut dapat membuat aset dengan harga dalam satuan moneter lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Indeks Dolar AS turun 0,2% ke 96,44.
Untuk kontrak pengiriman bulan April, harga Emas naik $ 5, atau 0,4%, berakhir di $ 1,332.80 per troy ons. Emas membukukan kenaikan mingguan 0,8%. Sehari sebelumnya, harga mengalami koreksi hebat dengan turun 1,5%, mundur dari level tertinggi dalam 10 bulan ini.
Penurunan harga emas sebelumnya diduga karena risalah pertemuan Bank Sentral AS dibulan Januari dianggap kurang dovish dari yang diperkirakan. Akibatnya, dolar menggeliat dan emas tertekan. Bagi pasar, ini menjadi kesempatan untuk melakukan aksi jual setelah kenaikan kuat sebelumnya.
Dalam sebuah catatan dari analis di Commerzbank, diketahui bahwa investor mengambil untung, terlihat dengan adanya arus keluar 3,7 ton ETF emas. Ini menempatkan arus keluar dibulan Februari sejauh ini pada angka 24 ton. Secara teknis kondisi ini memang wajar mengingat emas dalam kondisi jenuh beli, overbought, yang berarti diperlukan koreksi. Harga emas kemudian mundur dari titik di mana harga puncak selama beberapa tahun terakhir. Resistensi kenaikan harga terjadi pada kisaran $ 1.350.
Dengan hasil yang demikian, potensi kenaikan harga tetap terjaga karena kompleks komoditas yang lebih luas telah diuntungkan dari optimisme seputar kemajuan dalam pembicaraan antara China dan AS dalam perdagangan. Presiden Donald Trump diperkirakan akan bertemu Jumat dengan negosiator perdagangan utama China, Wakil Perdana Menteri Liu He.
Isu Perang Dagang ini memang penting dalam perdagangan Emas. Pasalnya, Cina merupakan salah satu negara pembeli emas yang paling aktif. Bentrokan antara Beijing dan Washington dianggap membebani ekonomi Tiongkok yang telah menunjukkan tanda-tanda kelemahan.
Kedepannya, harga emas masih akan tetap sensitif dengan isu Perang Dagang ini karena negosiasi perang perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China. (Lukman Hqeem)