ESANDAR – Harga emas naik pada Rabu (23/10/2019) untuk pertama kalinya dalam empat sesi terakhir. Dorongan naik berasal dari penurunan pada beberapa aset berisiko dan adanya ketidakpastian soal Brexit.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mencetak kemenangan parsial dalam upayanya mencapai perceraian untuk Uni Eropa setelah pemungutan suara untuk mempercepat proses sebelum tenggat waktu 31 Oktober ditolak oleh parlemen tepat sebelum pemungutan suara yang menyetujui prinsipnya pada rencana perceraian. Hasilnya berarti bahwa Johnson harus pergi ke Komisi Eropa dan mendapatkan perpanjangan, inilah yang menimbulkan keraguan tentang apakah Brexit yang tertib akan tercapai.
Disisi lain, bursa saham global mengalami tekanan setelah sejumlah laporan pendapatan emiten menghidupkan kembali kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, bullion telah menemukan beberapa daya tarik yang lebih tinggi.
Kenaikan harga saat ini juga didapatkan dari akan adanya festival Diwali di India mulai Jumat ini. Permintaan emas dari konsumen India biasanya meningkat selama festival. Namun, laporan mengatakan permintaan emas konsumen India dapat turun hingga 50% tahun ini karena harga emas yang lebih tinggi dan kenaikan bea masuk emas negara itu.
Hal-hal ini membuat harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember di bursa Comex naik $ 8,20, atau 0,6%, menjadi $ 1,495.70 per troy ons, setelah penurunan kurang dari 0,1% pada hari Selasa. Harga untuk kontrak paling aktif tetap di bawah $ 1.500, yang dipandang sebagai level kunci.
Secara teknis, sebagaimana digambarkan dalam grafik pergerakan harga selama sepekan untuk harga emas tampaknya telah membentuk formasi bull flag. Ini mengisyaratkan adanya katalis yang bisa mendorong reli emas. Momentum ini tercipta dari peristiwa risk-off di pasar keuangan, seperti penurunan stok dan reli di imbal hasil Obligasi AS. (Lukman Hqeem)