ESANDAR, Jakarta – Harga emas naik pada perdagangan di hari Rabu (13/03) karena para pialang kembali memilih logam mulia ini sebagai safe-haven setelah usulan kesepakatan Brexit yang sudah diamandemen masih mengalami penolakan di Parlemen Inggris.
Parlemen menolak untuk kedua kalinya pada hari Selasa, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan skenario “ Hard Brexit”, disaat semakin mendekati tanggal keluarnya Inggris dari Uni Eropa, 29 Maret ini. Parlemen Inggris akan kembali mengadakan pemungutan suara pada hari Rabu terkait apakah Inggris akan tetap keluar dari Uni Eropa meski tanpa kesepakatan, atau memilih untuk memundurkan rencana keluarnya.
Harga emas naik 0,48% menjadi $ 1,307,48 di bursa Comex, New York Mercantile Exchange. Sementara Indek Dolar AS naik tipis 0,1% ke 96,968.
Naiknya harga Emas juga didukung oleh data inflasi AS di bulan Februari yang melembut. Hal ini tentu semakin mempertebal keyakinan bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan sikap yang lebih sabar dalam menaikkan suku bunga kembali.
Sebagaimana dikatakan oleh Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell pada Jumat lalu yang membenarkan sikap bank sentral dalam pendekatan yang lebih sabar mengingat bahwa “tidak ada prospek yang menuntut respons kebijakan segera, khususnya untuk meredam tekanan inflasi.
Setelah Emas mampu menembus harga psikologisnya di $ 1300, selanjutnya harga akan berpotensi menembus $ 1310 dengan kemungkinan akan terhenti laju kenaikan saat ini di kisaran atas $1315. Level support pada harga krusial di $1300 menjadi batasan kembali, sebelum Emas bisa menurun hingga ke $1295 – 90. Pada kerugian lebih lanjut, emas kemungkinan bisa merosot kembali di $1275, dengan kemungkinan akan berhenti di $1269. (Lukman Hqeem)