ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berhasil bangkit dari pukulan Dolar AS. Pada perdagangan Rabu (31/01/2018), harga logam mulia berakhir memantul ke $1.347,40 dan menutup sesi perdagangan terakhir Januari positif 0,49% di $1.344,85.
Diawal sesi perdagangan, harga emas menguat berkat pengaruh dari pidato Presiden Donald Trump yang sedikit menggugah semangat kontroversi investor sehingga timbul nuansa safe haven untuk mengamankan posisinya sejenak.
Investor merasa ada sisi controversial paska Pidato Trump ini. Disatu sisi, ada rasa optimis dengan kebijakan Trump untuk membuat perdagangan AS kembali berjaya dan memulihkan dolar AS. Pulihnya Dolar AS akan membuat emas merana. Namun pihak lain investor melihat bahwa kebijakan Trump tersebut bisa menjadi hambatan bagi Negara lain untuk pulih ekonominya. Sejumlah peraturan baru yang akan diterbitkan pemerintah AS termasuk kebijakan ekonomi yang lebih protektif, dapat menghambat kemajuan bersama dalam hal produktivitas ekonomi.
Kondisi tersebut membuat investor lebih baik mengamankan sisi investasinya dengan memborong emas kembali karena sifat pertentangan Trump tersebut bisa menimbulkan sebuah sikap negatif investor terhadap masa depan ekonomi AS sebagai hukuman kepada tingkah laku Trump.
Menjelang pengumuman FOMC, harga emas tertekan hebat. Meski sempat naik menjadi $1.345 per troy ounce sebelum pengumuman FOMC tapi kemudian berbalik dan turun drastis ke $1.332,35. Ini merupakan harga termurah sejak 23 Januari. Tak ayal, sebagian pelaku pasar memanfaatkan kondisi ini dengan aksi beli kembali. Level support menjadi tahahan harga emas tidak jatuh lebih dalam.
Federal Reserve, seperti yang diperkirakan oleh mayoritas pelaku pasar, tidak mengubah fed funds rate pada pertemuan terakhir yang dipimpin oleh Janet Yellen selaku ketua sebelum Jerome Powell menggantikannya. Dalam pernyataan tersebut, The Fed menyampaikan penilaian optimis terhadap ekonomi AS. Menurut FOMC, inflasi akan stabil di sekitar target 2% bank sentral AS pada tahun ini.
Penguatan emas semalam sebetulnya sedikit terbatas setelah data tenaga kerja versi ADP menyatakan bahwa pertambahan tenaga kerja AS di atas perkiraan pasar, sehingga para trader memperkirakan bahwa penambahan tenaga kerja versi pemerintah AS yang baru rilis esok malam akan mengalami kenaikan.
Pasar emas tampak sedang berkonsolidasi setelah rally yang cukup pajang sejak pertengahan Desember. Sebagian analis melihat harga emas masih dapat beranjak naik terutama saat euro kembali menguat terhadap dolar AS. Penguatan Euro ini akan berimbas positif bagi harga komiditi termasuk Logam Mulia. Namun penguatan euro ini bisa terbatas, karena para pejabat ECB belum seluruhnya sepakat untuk menghentikan program stimulus moneter mereka.
Sentimen negative bagi kenaikan harga logam mulia saat ini adalah kemungkinan kenaikan imbal Obligasi AS. Jika imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun melonjak dan menembus 3,000 maka akan menjadi beban berat bagi harga emas.
Pada akhir Januari harga emas berhasil rebound dan ditutup positif 0,49%. Namun demikian harga emas tetap berada di fase konsolidasi jangka pendek. Terlihat harga emas akan bergerak bolak-balik dalam kisaran 1332.35 – 1347.40. Indeks dolar AS masih lemah, di level 89,138. (Lukman Hqeem)