Harga Emas Terus Mengalami Penurunan Oleh Penguatan Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas bergerak naik diakhir pekan dan menghasilkan kinerja kenaikan secara mingguan pertama mereka dalam tujuh minggu terakhir. Naiknya harga didorong melemahnya dolar Amerika Serikat.

Dolar AS melemah tajam, memberikan dukungan untuk harga emas dalam denominasi dolar, pada saat Jerome Powell menyampaikan pidatonya dalam simposium tahunan bank Sentral di Jackson Hole, Wyo. Dalam pernyataannya, ia mengatakan kenaikan suku bunga AS secara bertahap akan tetap dilakukan dan tidak ada risiko ekonomi yang terlalu panas. Dia juga mengatakan dia siap untuk melakukan “apa pun yang diperlukan” jika inflasi menjadi tidak naik ke atas atau ke bawah “atau krisis akan mengancam lagi.”

Dengan melemahnya Dolar AS, harga melonjak dimana kontrak emas untuk pengiriman bulan Desember, naik $ 19,30, atau 1,6%, untuk menetap di $ 1.213,30 per troy ons. Ini merupakan harga penutupan tertinggi dalam tiga minggu dan sekaligus prosentase satu hari terbesar sejak Maret silam. Harga Emas juga mencatat kenaikan sekitar 2,5% dalam kinerja mingguan, setelah membukukan enam minggu berturut-turut penurunan.

Indek Dolar AS turun 0,5%, atau turun 1% selama sepekan. Ini merupakan minggu terburuknya sejak Februari. Meskipun secara bulanan masih naik 0,7% untuk bulan Agustus ini.  Melemahnya Dolar AS terlait indikasi menurunnya kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember setelah pidato Jackson Hole Powell. Ketegangan perdagangan belum mereda baik. Namun, dolar juga mungkin melemah oleh semua berita utama negatif di sekitar Presiden Donald Trump.

Di sela-sela acara Jackson Hole, Gubernur Bank Sentral AS wilayah St Louis James Bullard mengatakan di hari Jumat kepada CNBC bahwa ia ingin bank sentral bisa menunggu perkembangan selanjutnya, sebelum menaikkan suku lagi. Harga Emas bergerak menguat setelah pernyataan Bullard tersebut

Data ekonomi yang dirilis Jumat pagi menunjukkan penurunan tajam dalam pesanan barang tahan lama, tetapi ada dorongan berinvestasi bisnis yang lebih luas. Data ini dilihat bisa mendukung Fed untuk pengetatan suku bunga lebih lanjut tahun ini.

Harga emas naik bahkan karena saham tampak akan berakhir pada rekor baru. Indek Dow Jones, Indek  S&P 500 dan Indek Nasdaq naik diakhir pekan kemarin. Indek Dow Jones bahkan tercatat bukukan kenaikan mingguan sebesar 0,5%. Sejumlah analis memperkirakan bahwa mekanisme pasar akan mendorong kenaikan harga emas berikutnya.

Posisi spekulatif dalam emas menurun secara signifikan, saat ini pada terendah 15 tahun, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas. Posisi spekulatif yang bertaruh atas jatuhnya harga aset emas naik 275% dari tahun ke tahun, yang berarti investor sekarang kurang lebih memiliki 215.000 kontrak emas atau hampir 21,5 juta ons emas, data badan itu menunjukkan.

Dalam jangka pendek, harga emas masih akan berpeluang naik. Dengan dukungan lebih dari $ 25 miliar emas, setiap shortcover berarti harus menghasilkan apresiasi harga yang signifikan dalam emas. (Lukman Hqeem)