ESANDAR, Jakarta – Harga Emas ditutup sedikit lebih rendah pada hari Jumat, tertekan oleh penguatan dalam dolar AS. Meski demikian, harga tetap bertahan tepat di atas level kunci $ 1.300an per troy ons dengan mencatat kenaikan kinerja selama seminggu.
Untuk kontrak pengiriman bulan Juni, harga Emas turun 70 sen, atau kurang dari 0,1%, dan berakhir di di $ 1,303.70 per ounce. Dalam satu pekan, harga logam mulia naik sekitar 1%. Ini merupakan harga penutupan tertinggi sejak 14 Mei silam, yang tercetak pada hari Kamis kemarin. Lonjakan harga terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pembatalan rencana pertemuan pada 12 Juni dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Bursa saham AS bahkan juga ikut jatuh pada Kamis di tengah berita bahwa Trump telah mundur dari rencana pertemuan bersejarah tersebut.
Dengan penutupan diatas $ 1.300 mengindikasikan harga emas bisa mengakhiri tren penjualannya. Selanjutnya membuka peluang kenaikan harga dimasa depan, meskipun risiko teknis jangka pendek masih membayangi. Dalam jangke menengah dan panjang tetap bullish. Peningkatan risiko geopolitik yang terjadi akan menimbulkan kembali permintaan safe haven.
Pada hari Jumat, seorang pejabat senior dari Pyongyang mengatakan pemimpinnya Kim Jong Un masih bersedia untuk bertemu.
Indek Dolar Amerika Serikat, naik 0,5% menjadi 94,22 setelah menyentuh level tertinggi pada 2018. Kenaikan yang terjadi telah mencapai sekitar 0,6% lebih tinggi untuk minggu ini. Imbal hasil Obligasi 10-tahun menghasilkan penurunan lebih jauh di bawah garis 3% yang diawasi secara ketat.
Indikator ekonomi AS terkini menunjukkan adanya pembacaan yang beragam dalam sejumlah laporan. Angka permintaan barang tahan lama AS, yang dirilis pada hari Jumat (25/05) tidak banyak untuk mengatasi seperangkat risalah pertemuan Federal Reserve yang dirilis pada awal pekan ini. Risalah ini membantu Emas menguat kembali dari level terendah 2018. Pembacaan akhir untuk Sentimen konsumen yang dirilis Jumat mengungkapkan sedikit penurunan pada bulan Mei, tetapi indeks menunjukkan pertumbuhan yang stabil untuk ekonomi AS.
Harga untuk logam mulia menemukan beberapa dukungan minggu ini karena risalah yang dirilis pada hari Rabu dari pertemuan The Fed pada Mei kemarin tidak mengindikasikan laju kenaikan suku bunga yang lebih agresif segera terjadi. Para pejabat bank sentral mendukung ekspektasi pasar jangka panjang untuk kenaikan suku bunga bulan depan. Prospek untuk tingkat yang lebih tinggi biasanya dolar-positif dan hambatan pada emas, yang tidak memiliki imbal hasil.
Dalam berita terkait, Gubernur Utama Bank Sentral AS, Jerome Powell mengatakan dalam pidato di hari Jumat bahwa independensi bank sentral tidak hanya berarti memiliki kemampuan untuk menentukan suku bunga tanpa campur tangan politik, tetapi juga mengatur peraturan. (Lukman Hqeem)