ESANDAR – Harga emas mengawali perdagangan minggu ini dengan mengayun 0,15% lebih rendah di 1581,03 dimana logam mulia melakukan konsolidasi didekat harga tertinggi dua minggu. Investor sedang mencoba mengakses dampak virus korona pada ekonomi global di tengah sinyal membingungkan dari Cina dan meningkatnya jumlah kasus dan kematian.
Sebagaimana dilaporkan di Provinsi Hubei, sebagai pusat virus mengkonfirmasi 1.933 kasus baru infeksi corona dan 100 kematian baru pada 16 Februari. Bank sentral China dalam upaya untuk meringankan dampak ekonomi menyuntikkan 200 miliar yuan likuiditas melalui fasilitas pinjaman jangka menengah 1 tahun. PBOC juga memangkas suku bunga di MLF menjadi 3,15%, dari 3,25%.
Sejatinya, wabah Corona akan menumpulkan permintaan fisik emas sebagai korban penurunan ekonomi. Disisi lain, ketidakpastian seputar dampak wabah ini justri memberikan dukungan bagi emas sebagai aset safe haven.
Harga emas terus menarik tawaran pada ketidakpastian wabah corona dan prospek bullish yang terbentuk sejak awal tahun. Emas mencapai posisi diatas pada $ 1600 karena ketegangan antara Iran dan AS dan mundur kembali ke wilayah $ 1530 sebelum pecahnya wabah corona.
Secara teknis, harga emas masih melaju diwilayah positif karena harga diperdagangkan di atas semua rata-rata pergerakan harian yang signifikan.
Pada sisi negatifnya, level support emas di $ 1578.98 adalah yang paling dekat sebelum ke 1566 yang merupakan titik terendah pada 13 Februari. Jika harga emas tembus di bawah level tersebut maka pasar bearish bisa menguat setidaknya berusaha menjangkau posisi terenda pada 5 Februari di $ 1.547.
Sentimen naik akan mencoba untuk membawa emas menembus level resistensi di $ 1583,83 yang terdekat dengan harga saat ini. Penembusan di atas akan membuka jalan bagi resistensi berikutnya di $ 1593 sebagai harga tertinggi dari 3 Februari. Lebih banyak tawaran beli yang muncul akan membawa emas bisa ke $1611 sebagai posisi tertinggi di 8 Januari.