ESANDAR – Perdagangan emas di hari Kamis (23/07/2020) mencoba mengulang kesuksesan perdagangan sebelumnya. Harga emas melonjak cepat hingga ke posisi tertinggi baru dalam sembilan tahun di $ 1876,66 sebelum berbalik arah dengan cepat kembali.
Dorongan kenaikan harga didapatkan dari meningkatnya ketegangan antara AS – Cina, dalam menghadapi tuduhan mata-mata Beijing, menyusul penutupan konsulat China di Houston. Sentimen fundamental ini terus menjadi pertanda baik bagi logam mulia.
Sayangnya, permintaan asset surgawi untuk dolar AS muncul kembali pada hari Kamis, dimana pasar menjadi gelisah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan “selalu mungkin” untuk memerintahkan penutupan institusi Cina lainnya. Perkembangan ini menandai eskalasi baru antara AS- China. Oleh karena itu, stabilisasi dalam dolar AS di seluruh mata uang utama membatasi kenaikan emas.
Ke depan, Dolar AS bisa menangkap gelombang penawaran baru jika perdagangan asset risiko meningkat oleh eskalasi lebih lanjut AS-Cina. Hal ini dapat mendorong koreksi pada logam mulia, meskipun kecenderungan penurunan harga emas tetap tertutupi oleh lonjakan yang terus berlanjut dalam kasus corona.
Disisi lain, stimulus besar-besaran secara global oleh bank-bank sentral akan terus meningkatkan daya tarik emas.
Secara teknis, harga emas telah mengukir formasi kenaikan setelah tetap bertahan di sekitar $ 1864. Harga emas akan mengalami koreksi apabila menembus $ 1850 dengan target penurunan terjauh selanjutnya di $ 1830.
Kenaikan emas kini mengincar harga tertinggi di $ 1920. Oleh karena itu, setiap turunnya harga emas saat ini bisa dianggap menjadi peluang pembelian yang baik. Kenaikan emas terkonfirmasi setelah menembus $ 1878, dengan target kenaikan terdekat saat ini di $ 1900.
Perhatian pasar selanjutnya akan tertuju pada data Klaim Pengangguran AS dan diskusi pada putaran berikutnya dari stimulus fiskal AS.