Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas berjangka berakhir di level terendahnya dalam seminggu ini pada perdagangan di hari Rabu (15/04/2020). Hasil ini menghentikan kenaikan emas selama beberapa hari yang telah mengangkat harga logam mulia ke posisi tertinggi lebih dari tujuh tahun sehari sebelumnya.

Kemunduran tajam dalam harga emas datang setelah dolar AS menguat, memberikan perlawanan terhadap kenaikan aset safe haven ini ke arah tertinggi sepanjang masanya.

Naiknya dolar AS datang setelah permintaan untuk pengamanan aset meningkat karena kekhawatiran tentang dampak ekonomi global dari coronavirus dan penurunan baru harga minyak mentah AS sebanyak 2,87%.

Indek Dolar AS naik 0,6% , dimana perdagangan di bursa saham juga jatuh atas sejumah peringatan. Hal ini sontak membuat emas mundur dari harga tertinggi barunya.

Harga emas AS untuk pengiriman bulan Juni di Comex turun $ 28,70, atau 1,6%, menjadi $ 1.740,20 per ounce, menandai penyelesaian terendah untuk kontrak paling aktif sejak 8 April, menurut data FactSet. Harga menandai kenaikan sesi keempat berturut-turut pada hari Selasa untuk menetap di level tertinggi sejak Oktober 2012.

Pasar dalam suasana risk-off, seperti hari ini, dimana investor institusi akan menjual segala sesuatu yang tidak dijamin pemerintah. Dolar yang lebih kencang mungkin juga tidak membantu. Pun demikian, sejumlah analis tampaknya optimis tentang prospek jangka panjang untuk logam mulia. Karena turunnya pasar risiko dapat memperlambat kemajuan emas, jika dolar tetap mendukung, tetapi jangka panjang, lingkungan ini sangat menguntungkan. Harga emas di posisi tertinggi sepanjang masa tidak terlalu jauh dari sini.

Sebelumnya, peringatan hadir dari sejumlah laporan ekonomi terkini. Para investor mencerna data ekonomi AS, termasuk indeks kondisi bisnis yang dirilis oleh Bank Sentral AS wilayah New York, “Empire State Index” yang anjlok ke -78,2 pada April. Hasil ini merupakan angka terendah sepanjang sejarah rekaman tersebut. Sementara indek penjualan ritel mencatat rekor penurunan penjualan sebesar 8,7%.

Paska rilis data tersebut, harga emas bertahan di posisi merugi.

Sementara itu, Badan Energi Internasional pada hari sebelumnya mengatakan kita mungkin melihat tahun terburuk dalam sejarah modern untuk pasar minyak. Hal ini semakin menambah suram prospek ekonomi.