ESANDAR – Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan pada hari Jumat (24/01/2020) ekonomi kemungkinan mengalami kontraksi pada kuartal terakhir tahun lalu, sebagian besar disebabkan oleh hit ke output pabrik dari serangkaian topan yang melanda negara itu.
Sebagai negara yang rawan bencana alam, Jepang harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi risiko yang terkait dengan perubahan iklim, tambahnya.
“Pada kuartal keempat tahun lalu, ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan negatif … sebagian besar karena dua topan. Bencana alam semakin meningkat di Jepang,” kata Kuroda dalam sebuah seminar di pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos.
“Saya pikir ekonomi Jepang adalah salah satu yang paling hemat energi (di dunia). Tetapi saya masih berpikir (Jepang) harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisi” dan terus memitigasi risiko dari perubahan iklim, tambahnya.
Pada ekonomi Jepang, Kuroda mengulangi pandangannya bahwa itu tetap pada tren ekspansi moderat berkat belanja modal yang kuat dan pendapatan rumah tangga yang meningkat.
Sementara memperingatkan bahwa lingkungan suku bunga rendah yang berkepanjangan dapat memiliki efek negatif pada sistem perbankan negara itu, Kuroda menekankan tekad BOJ untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran.
“Tentu saja, situasi suku bunga rendah yang berlaku untuk waktu yang lama, termasuk suku bunga negatif, berarti bahwa mungkin ada beberapa efek samping pada sistem keuangan,” kata Kuroda.
“Kami telah secara hati-hati memantau sektor keuangan dan pasar keuangan, Sejauh ini kami belum melihat adanya gelembung keuangan atau kelebihan finansial,” katanya.