Dolar AS melemah terkait indikator ekonomi yang lebih dingin pada minggu lalu.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar Amerika Serikat lebih tenang diakhir pekan kemarin. Dalam upaya berjuang untuk arah yang jelas, ia mengikuti laporan pekerjaan dibulan Juli.

Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam rival utamanya, diperdagangkan dalam kisaran sempit mendekati level perdagangan sebelumnya. Pergerakan cenderung datar baik menjelang dan setelah data ekonomi diedarkan. Indek itu terakhir sedikit berubah di wilayah negatif pada angka 95.136, dalam upaya naik 0,5% sepanjang minggu ini.

Indikator ekonomi utama yang diterbitkan adalah angka nonfarm-payroll yang datang di bawah perkiraan konsensus di 157.000, dibandingkan dengan konsensus sebesar 195.000 yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch. Tingkat pengangguran berdetak turun menjadi 3,9% dari 4%, sesuai dengan harapan, dan upah per jam secara tahunan tidak berubah.

Sementara jumlah pekerjaan yang diciptakan dalam bulan ini masih jauh dari kegagalan, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjuk pada sesuatu yang lain, ada sesuatu tersembunyi dalam laporan pekerjaan saat ini, sebuah kenyataan yang lebih pahit dimana keajaiban penciptaan lapangan kerja Amerika secara perlahan telah kehabisan jalan.

Dengan jumlah orang yang memasuki kembali pasar tenaga kerja yang jatuh dan Amerika Serikat yang hampir mencapai pekerjaan penuh, semakin berkurangnya staf akan menjadi ancaman untuk membanting rem pada gerak ekonomi yang sedang booming saat ini.

Secara terpisah, indeks nonmanufaktur ISM Juli juga meleset dari konsensus, diangka 55,7. Meskipun setiap pembacaan diatas angka 50 menunjukkan adanya ekspansi ekonomi. Pasar tetap saja khawatir dengan perkembangan perang dagang saat ini. Pada hari Jumat, Cina mengatakan mereka akan membalas serangan AS dengan mengenakan tarif $ 60 miliar untuk barang-barang AS. Washington sendiri sebelumnya pada awal minggu, dilaporkan akan menaikkan tarif senilai $ 200 miliar barang-barang Cina naik ke 25% dari 10% yang diumumkan sebelumnya.

Kenaikan prosentase tariff ini menjadi alasan kuat jatuhnya Dolar AS baru-baru ini, khususnya terkait dalam perdagangan dengan yuan yang kemungkinan melunak dalam beberapa efek.  Meskipun tidak bisa menghilangkan begitu saja dampaknya, terlebih setelah para pejabat Cina menjawab dengan mengatakan bahwa mereka siap untuk membalas ke eskalasi apapun.

Sementara itu, People’s Bank of China mengumumkan akan membutuhkan rasio cadangan 20% pada mata uang ke depan. Dikatakan oleh mereka bahwa keputusan ini bertujuan untuk menstabilkan evolatilitas baru-baru ini dari friksi perdagangan.

Selama perdagangan kemarin, yuan yang perdagangan di luar negeri Cina bergerak sedikit lebih bebas dibandingkan dengan perdagangan di Beijing, yang melemah terhadap dolar ke tingkat yang tidak terlihat sejak Desember 2016. Satu dolar dibeli 6,9129 yuan pada puncak hari Jumat, sejak itu mundur ke 6,8451, turun 0,5% pada hari itu. Mata uang China yang diperdagangkan di daratan lebih tinggi, dengan satu dolar membeli 6,8538, turun 0,1% dari Kamis, menurut FactSet.

Meskipun pembicaraan tentang devaluasi yuan telah merajalela dalam menghadapi ketegangan perdagangan minggu ini, yuan darat hanya melemah 0,3% terhadap dolar minggu ini. Namun pada tahun ini, turun 5,1%, menurut FactSet. (Lukman Hqeem)