harga Emas terperosok kedalam posisi terendah di tahun ini.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS menunggu momentum untuk membalas kerugiannya. Data ekonomi yang solid menjadi pijakan untuk menguat dan menyeret harga emas turun.

Pada perdagangan hari Senin (29/01/2018) harga emas terseret turun $11.60 atau 0.87% ke harga $1.340 per troy ons. Menguatnya Dolar AS ditengah ekspektasi investor bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan berjalan solid dan inflasi akan terjadi lebih cepat. Kenaikan inflasi akan mendukung The Federal Reserve lebih agresif dalam menaikkan suku bunganya. Sejauh ini, The Fed masih mematok target inflasi sebesar 2%.

Goldman Sachs memperkirakan The Federal Reserve akan mengadopsi sikap yang sedikit agresif dalam komentarnya terkait dengan kondisi ekonomi dan inflasi, ketika bank sentral tersebut mengeluarkan pernyataan kebijakannya pada hari Rabu.

Pandangan Goldman Sachs itu memicu ekspektasi para investor dengan pandangan yang lebih agresif suku bunga AS, sehingga imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak dan meningkatkan nilai Dolar AS. Pada akhirnya hal ini akan memberikan tekanan pada harga emas ke posisi terendah sesi tersebut. Pasar memperkirakan tiga kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini, yang pertama diperkirakan terjadi pada bulan Maret.

Aset dalam mata uang AS seperti emas sensitif terhadap pergerakan dolar AS di mana kenaikan Dolar AS akan membuat harga emas lebih mahal bagi para pemegang mata uang asing dan dengan demikian mengurangi permintaan terhadap logam kuning tersebut. Namun demikian sejauh ini sentimen untuk emas tetap naik karena data posisi menunjukkan para pedagang terus meningkatkan posisi beli mereka sehingga emas berpotensi memperpanjang tren kenaikan baru-baru ini.

Selain agenda The Fed, hari ini para investor dan pialang emas juga akan memantau pidato kenegaraan pertama Presiden AS Donald Trump. Pidato yang menandai satu tahun pemerintahan Donald  Trump ini akan berfokus pada masalah ekonomi, perdagangan dan imigrasi.

Akhir pekan lalu, pelemahan emas terjadi berkat data ekonomi AS yang menyatakan adanya pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir tahun lalu. Kemudian data ekspor dan impor AS yang juga mengalami kenaikan sehingga dapat diartkan bahwa aktivitas ekonomi dan konsumsi di AS masih tetap berlanjut.

Perihal konsumsi di AS juga sedang meningkat padahal situasi atau kondisi di dalam negeri AS sendiri bulan lalu sangatlah buruk akibat dari cuaca dingin yang ekstrem. Data pertumbuhan harga di AS juga sedang meningkat kembali sehingga suku bunga the Fed yang ingin naik 3 kali memang sedang terjaga asanya.

Harga emas sempat menguat tajam setelah pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Rabu malam bahwa pelemahan mata unag AS ini sangat membantu perdagangan AS. Mnuchin juga menegaskan bahwa dengan pelemahan tersebut maka kinerja ekonomi AS dapat membaik disertai dengan iringan pemotongan pajak yang baru dilaksanakannya.

Pernyataan tersebut membuat Dolar AS melemah hampir 1% , terbesar dalam 3 tahun ini. Akibatnya, harga emas juga melambung, mengejar ke level tertinggi dalam 3 tahunnya. Laporan Commitment of Traders (CoT) terbaru menunjukkan bahwa manajer keuangan meningkatkan posisi beli spekulatif mereka di emas berjangka Comex sebanyak 8.630 kontrak menjadi 236.003.

Selang satu hari, Presiden Donald Trump menyatakan pesan yang berbeda dengan pembantunya tersebut. Donald Trump justru ingin dolar AS menguat di masa depan dan pernyataan Mnuchin sehari sebelumnya merupakan pernyataan yang sudah di luar konteks yang diinginkannya. Steven Mnuchin membalas dengan mengeluarkan pernyataan bahwa pasar menyalah artikan pernyataan sebelumnya dan mendukung pernyataan Trump tersebut. Alhasil dolar AS menguat kembali sehingga harga emas kembali tertekan.

Harga emas sempat memiliki harapan kenaikan dengan kebijakan moneter yang diterbitkan oleh ECB. Presiden ECB Mario Draghi menyatakan keyakinannya bahwa ekonomi Uni Eropa akan terus membaik di masa depan. Namun sayangnya investor masih khawatir bahwa data inflasi dan belanja AS akan naik lagi sehingga terlihat bahwa masa menanti sedang dilakukan emas dengan ada koreksi sejenak.

Secara teknis, pada perdagangan hari ini harga emas masih tertekan, dengan berakhir turun 0,69%. Tekanan jual kembali terlihat untuk menguji harga support di $1.335. Dorongan jual yang kuat akan membawa harga emas lebih dalam kebawah. Selain memanfaatkan penurunan harga saat ini, aksi jual dapat dilakukan pada kisaran $1325-10, dengan target penurunan harga emas bisa mencapai sedalam $1.250. (Lukman Hqeem)