Harga emas naik setelah angka NFP mengecewakan

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas pada perdagangan hari Rabu (08/08) cenderung bergerak positif. Melemahnya Dolar AS membuka kesempatan bagi Logam Mulia untuk menapaki jalur pendakiannya.

Setelah menguat pada perdagangan di hari Selasa, harga emas di bursa berjangka untuk kontrak bulan Desember ditutup menguat $3,10 atau 0,17% di level $1218,60 per troy ounce. Harga emas berusaha untuk bertahan diatas $1220 per troy ounce.

Harga emas sebelumnya dalam kondisi membaik, muncul aksi beli kembali yang marak diiringi dengan melemahnya dolar AS. Sejumlah data ekonomi AS seperti ketenaga kerjaan dan aktivitas jasa serta pembukaan lapangan kerja baru di AS tidak mendukung kenaikan suku bunga the Fed selekasnya. Disisi lain, kekhawatiran akan perang dagang dan jelang sanksi ekonomi AS terhadap Iran, telah mampu membangkitkan aksi safe haven emas.

Pekan lalu meskipun the Fed tidak merubah suku bunganya, namun adanya kepercayaan tinggi bagi ekonomi AS oleh the Fed, telah membuat emas kurang menarik. Terlebih beberapa data ekonomi AS masih baik hasilnya sehingga isyarat kenaikan suku bunga the Fed selanjutnya makin kuat. Presiden Trump sendiri bangga dengan kondisi terakhir ekonomi AS yang terasa tidak mengalami hambatan meski ada kebijakan tarifnya.

Rencana kenaikan suku bunga the Fed dan masalah perang dagang menghadang pergerakan positif emas. Kondisi ini bisa membuat harga Logam Mulia terkoreksi lagi. Perang dagang yang memanas maka harga Logam Mulia bisa terkoreksi. Ini disebabkan dengan tarif baru maka harga barang di AS akan naik dan naiknya harga barang maka menandakan naiknya inflasi. Logam Mulia memburuk jika inflasi meninggi. Prospek akan meningkatnya suku bunga the Fed karena tingginya inflasi adalah penyebab seringkali Logam Mulia terkoreksi.

Meski demikian, dalam perdagangan semalam isu perang tarif kembali menjadi pertimbangan investor untuk melakukan aksi beli. Peluang naik makin tebuka, jika rencana kenaikan suku bunga the Fed tertunda. (Lukman Hqeem)