ESANDAR, Jakarta – Pada hari Selasa, dolar AS memperlihatkan kestabilannya walaupun mengalami tekanan dari euro. Pasar terus berhati-hati dengan peliknya situasi geopolitik di berbagai belahan dunia namun melibatkan kekuatan ekonomi dan politik serta militer yang besar.
Pembicaraan lanjutan pada masalah perdagangan AS-China akan dimulai hari ini di Washington, di tengah memanasnya hubungan kedua negara setelah Departemen Kehakiman AS melemparkan serangkaian tuduhan terhadap perusahaan-perusahaan China, termasuk Huawei Technologies Co. Ltd yang dianggap melanggar sanksi yang diberikan AS kepada Iran.
Sementara itu, Brexit pun semakin tidak jelas sedangkan waktu menuju batas akhir hengkangnya Inggris dari Uni Eropa terus bergulir. Dari Inggris dilaporkan para anggota parlemen Inggris memilih untuk memerintahkan Perdana Menteri Theresa May untuk meminta Uni Eropa mengganti pasal pengaturan perbatasan Irlandia sebagai bagian dari Brexit. Untuk hal ini Brussels menegaskan tidak akan ada yang berubah, sebuah risiko besar bagi Inggris dan ekonominya.
Ditambah lagi dengan memanasnya situasi di Venezuela, sekutu terbesar Rusia, dan mungkin juga China, di belahan Amerika Latin. Pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro semakin terancam degnan menguatnya tekanan dari politikus yang sudah memproklamirkan dirinya sebagai Presiden Venezuela terbaru, Juan Guaido. Guaido pun mengamankan dukungan negara-negara Barat, salah satunya AS, yang mengakuinya sebagai pemimpin sah Venezuela.