ESANDAR, Jakarta – Harga emas melonjak pada perdagangan di hari Jumat (03/05). Menjauh dari level terendahnya dalam empat bulan di sesi sebelumnya. Dorongan kenaikan terjadi setelah Dolar AS bergerak turun meskipun data non farm payroll naik pada bulan lalu.
Kejenuhan aksi jual disatu sisi pada perdagangan emas, telah membuka peluang aksi beli kembali. Pasar telah mengantisipasi data ekonomi AS yang baik ini, sehingga jatuhnya harga secara teknis justu membuka sinyal beli baru.
Pertumbuhan pekerjaan AS melonjak pada bulan April dan tingkat pengangguran turun ke level terendah lebih dari 49 tahun di 3,6 persen, menunjukkan kekuatan yang berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi. Namun demikian, Dolar AS tetap turun dimana indek dolar AS turun 0,374% setelah rilis data PMI di sektor jasa AS dari ISM, yang jatuh ke level terendah sejak Agustus 2017 pada bulan lalu.
Meskipun ada kenaikan, harga emas mencatatkan penurunan mingguan sekitar 0,57 persen setelah Federal Reserve menekankan tidak melihat alasan kuat untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Para pelaku pasar mengharap kejelasan langkah The Fed selanjutnya terkait dengan penurunan suku bunga. Pun demikian, tampaknya tidak akan ada penurunan suku bunga dalam waktu dekat dan risiko kenaikan suku bunga kini kembali meningkat setelah pernyataan The Fed tersebut.
Disisi lain, para pelaku pasar juga mengawasi dengan saksama pembicaraan perdagangan AS-China, mengantisipasi resolusi perang tarif sepanjang tahun antara dua ekonomi terbesar dunia. Kabar buruk mengenai hasil perundingan ini akan membuka kondisi yang tidak menentu. Alhasil emas akan mendapaykan dorongan kenaikan harga ditengah potensi buntunya perundingan saat ini. (Lukman Hqeem)