Dolar AS

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari Kamis (16/01/2020) setelah beberapa rilis data melukiskan gambaran ekonomi AS yang positif. Hal ini mampu membuat dolar AS berbalik arah mencuat setelah kesepakatan awal antara AS dan Cina untuk mengurangi intensitas perang perdagangan mereka. Indeks dolar AS berakhir di 97,329, naik 0,10%, setelah jatuh ke 97,085 semalam, yang merupakan terendah sejak 8 Januari.

Data ekonomi tersebut diantaranta penjualan ritel AS meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Desember, dimana konsumen rumah tangga membeli berbagai barang bahkan ketika mereka mengurangi pembelian kendaraan bermotor, menunjukkan ekonomi mempertahankan laju pertumbuhan moderat pada akhir 2019. Indikator aktivitas manufaktur di kawasan Atlantik Tengah AS juga rebound pada Januari ke level tertinggi dalam delapan bulan, dan prospeknya paling cerah dalam lebih dari satu setengah tahun, kata Federal Reserve Bank of Philadelphia. Data lain menunjukkan bahwa jumlah rakyat AS yang mengajukan tunjangan penganggura

Sebelumnya, dolar AS telah melemah sejak AS dan Cina pada hari Rabu menandatangani sebuah perjanjian yang menyebut Cina akan meningkatkan pembelian barang dan jasa AS sebesar $200 miliar selama dua tahun sebagai imbalan dari pengurangan sejumlah tarif impor yang diberlakukan oleh AS.

Pengenaan tarif 25% untuk berbagai barang industri dan komponen industri Tiongkok senilai $250 miliar yang digunakan oleh pabrikan AS, dan tarif pembalasan Cina atas lebih dari $100 miliar barang AS, akan tetap ada.

AS di awal pekan juga telah menambahkan Swiss ke dalam daftar pengawasan manipulator mata uangnya, yang menurut para analis dapat mencegah Swiss National Bank (SNB) dari aksi intervensi yang lumrah dilakukan guna mencoba membatasi apresiasi lebih lanjut para investor terhadap franc.  franc Swiss melemah terhadap greenback, setelah mencapai kurs terendah 16-bulan di 0,9610, level terlemahnya versus dolar AS sejak September 2018.

Euro dalam perdagangan EURUSD menutup sesi di 1.1137 atau lebih rendah -0,11%. EURUSD masih di fase konsolidasi. Namun saat ini secara teknis, pada lintasan moving average –nya menggambarkan potensi sideways, dimana pola harga pada grafik 4-jam menyiratkan potensi bearish. Level support di 1.1120. Menembusnya akan membuka jalan menuju kisaran 1.1100 – 1.1080. Level resistensi terlihat di 1.1143.

Poundsterling menguat dengan ditutup pada 1.3079 dalam perdagangan GBPUSD, atau lebih tinggi 0,31%. Tren GBPUSD masih bullish meski pada kerangka waktu yang lebih besar pair ini berada di fase konsolidasi. Upaya kenaikan lebih lanjut terantuk level resistensi kecil di 1.3083. Keberhasilan melewati level ini akan membuka jalan ke 1.3097 – 1.3120. Koreksi yang terjadi membuka peluang GBPUSD diperdagangkan dalam kisaran 1.3020 setelah terkoreksi sebelumnya di 1.3050.

Aussie menutup sesi perdagangan di 0.6896 atau lebih turun -0,07%. Pasangan AUDUSD masih dibayangi tekanan jual, mencoba bertahan diatas level support di 0.6880. Jika tekanan jual mampu mendobrak support, maka koreksi akan membawanya ke 0.6860 dengan diperdagangkan pada target penurunan hingga ke 0.6840. Upaya naik lebih tinggi akam diuji oleh level resisten di 0.6900.

Dolar AS mengakhiri sesi perdagangan di 110.12 atas Yen Jepang atau lebih tinggi 0,23%. USDJPY bergerak ke utara lagi dimana level tertinggi sementara di 110.22. Potensi bullish akan membesar jika, setidaknya pada grafik 15-menit, terjadi penutupan yang cukup jauh di atas zona 110.20. Target lain terlihat di 110.40 dan 110.60. Namun apabila zona 110.20 bertahan, USDJPY potensial untuk terkoreksi dengan target di support-support intraday di 109.93, 109.71, dan 109.60.