ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan mata uang di hari Kamis (06/12) Aussie bergerak dari level tertinggi awal Desember 0,7393 dalam kanal penurunannya. Pasangan mata uang AUDUSD berkinerja buruk, sebagaimana mata uang komoditas yang juga rentan terhadap penguatan dolar AS.
Kini greenbacks tengah naik sejak level terendah nya November. Perang dagang terus menjadi perhatian pasar, meskipun sudah ada gencatan perdagangan antara China dan Amerika Serikat.
Pasangan mata uang EURUSD terkoreksi dan memangkas kenaikan setelah gagal menembus level resistance 1.1400. Namun EURUSD berhasil naik kemudian, didukung oleh melemahnya dolar AS masih dalam kisaran mingguan.
Yields obligasi AS yang lebih rendah, data AS yang lebih lemah dari perkiraan dan penurunan harga saham mempengaruhi dolar versus mata uang Eropa dan yen. Sementara itu, EUR/USD tetap sideways di bawah level kritis 1.1400, dan investor selalu dengan nada hati-hati dan waspada terhadap perkembangan dari Italia dan Brexit.
Poundsterling berhasil rebound dalam catatan perdagangan terbaiknya pasca rilis data ADP AS. Pasangan GBPUSD bergerak ke 1,2775. Tidak adanya berita negatif Brexit mendorong beberapa investor melakukan short-covering dan ternyata menjadi salah satu faktor utama di balik gerak berbalik arahnya GBPUSD dari 1.2700.
Selain itu, investor mungkin menahan diri dari posisi agresif menjelang pemungutan suara Parlemen pada kesepakatan PM Inggris Theresa May yang dinegosiasikan pada 11 Desember, yang mungkin lebih lanjut berkolaborasi menuju pembatasan setiap rally.
Sentimen risk aversion mendorong Yen dan mendorong pasangan mata uang USDJPY ke level 112,21, level terendah sejak 29 Oktober. USDJPY bergerak dari posisi terendah dan memangkas kerugian. Pasangan ini naik kembali di atas 112,50, dan berdiri di 112,55. Meskipun peningkatan sentimen beresiko melemahkan yen. Namun, Yen justru menjadi salah satu yang berkinerja terbaik. (Lukman Hqeem)