ESANDAR – Harga emas melonjak naik di perdagangan di hari Jumat (23/08/2019). Dorongan kenaikan didapatkan setelah China mengumumkan kenaikan tarif impor atas produk A.S., Hal ini mendorong logam mulia untuk naik dan memperpanjang kenaikan selama sepekan untuk empat minggu berturut-turut.
China mengatakan sedang bersiap untuk menaikkan tarif dalam dua batch pada $ 75 miliar dalam impor AS pada 1 September dan 15 Desember, yang akan bertepatan dengan tanggal bahwa Washington dijadwalkan untuk meningkatkan bea impor atas sekitar $ 300 miliar barang Beijing. Presiden Donald Trump menanggapi dengan serangkaian tweet, di mana dia mengatakan dia “dengan ini memerintahkan” perusahaan AS untuk mulai mencari alternatif ke China dan mengatakan langkah-langkah lebih lanjut akan diumumkan kemudian.
Meningkatnya perang dagang ini membuat investor tertekan dan menempatkan lebih banyak investasinya pada aset yang lebih aman. Investor juga menyikapi tekanan Trump pada Federal Reserve agar lebih akomodatif dalam kebijakan moneternya selama perang dagang ini berlangsung, hingga beberapa bulan mendatang. Hal ini semakin membuka peluang emas mendapatkan pijakan kuat untuk naik harganya lebih tinggi.
Komentar dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell di Jackson Hole Wyoming, dalam acara simposium kebijakan ekonomi, terdengar “akomodatif untuk kebijakan moneter FED yang lebih mudah” ke depan. Potensi suku bunga yang lebih rendah menjadi pendorong untuk harga emas naik. Kapan dan seberapa cepat masih tampak tidak jelas sehingga pasar mungkin tidak merespons terlalu bullish dulu. Namun, semakin jelas bahwa dengan eskalasi perang dagang dan devaluasi moneter secara global plus perlambatan global harga emas tak diragukan lagi kenaikannya.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember naik $ 29,10, atau 1,9%, menjadi $ 1.537,60 per troy ons. Membalikkan kinerja mingguannya dari yang awanya terlihat akan merugi menjadi kenaikan 0,9%. Bahkan harga penutupan ini merupakan yang tertinggi sejak April 2013. (Lukman Hqeem)