Wall Street - Traders - Indek

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat memantul kembali dari kerugiannya di awal sesi dan berakhir dengan kenaikan pada perdagangan hari Selasa (27/11). Sejumlah saham bersikap defensif sehingga membantu meredakan ketegangan antara AS dan Cina yang masih sulit dipahami pasar.


Indek S&P 500 naik 8,75 poin, atau 0,3%, berakhir pada 2.628,20 dengan kenaikan saham sektor layanan kesehatan, kebutuhan pokok dan utilitas, yang disukai selama masa ketidakpastian ekonomi, di antara kenaikan terbesar.


Indeks Dow Jones Industrial Average YMZ8, + 0,08% naik 108,49 poin, emas 0,4%, menjadi 24,748.73 dan Nasdaq Composite Index COMP, + 0,01% menambahkan 0,85 poin ke 7.082,70.


Pihak Morgan Stanley sendiri memperingatkan para kliennya, bahwa aksi jual pasar saham masih baru setengah selesai dan akhir putaran ini diperkirakan terjadi pada 2019 nanti.


Presiden Donald Trump mengatakan kepada The Wall Street Journal, dalam wawancara yang diterbitkan Senin malam, bahwa “sangat tidak mungkin” bahwa ia akan menerima permintaan Beijing untuk menunda tarifnya. Baik China dan Amerika Serikat akan bertemu di sela-sela pertemuan Kelompok G-20 pada akhir pekan ini.

Trump mengatakan bahwa tidak mungkin untuk membayarnya. “Jika kita tidak membuat kesepakatan, maka saya akan menempatkan $ 267 milyar pada tingkat 10% atau 25%,” katanya.

Animositas atas perdagangan antara AS dan China telah menjadi salah satu perhatian utama bagi investor karena intensifikasi permusuhan di China dan seluruh dunia.

Investor juga mencerna komentar dari Wakil Gubernur Bank Sentral AS Richard Clarida, yang masih dalam proses menjadi lebih agresif.

Meningkatnya tensi Perang Dagang AS – China, telah menciptakan sejumlah kerugian. Hal ini akan menjadi ancaman tersendiri bagi perekonomian AS, seperti

Sementara perang perdagangan yang meningkat dapat merugikan beberapa keuntungan perusahaan. Hal ini tentu berimbas pada capaian ekonomi AS saat ini, seperti tingkat pengangguran rendah, kenaikan upah, juga berimbas pada ekonomi global yang tangguh . Sebagaimana dikhawatirkan oleh – sejumlah manajer pembelian sebagai angin sakal. 


Sementara itu dalam perdagangan di bursa saham Asia, juga berakhir beragam. Kenaikan ini dibayang-bayangi dengan ketegangan Perang Dagang AS – Cina. Indek Nikkei naik 0,6%, Indek Hang Seng Hong Kong turun 0,2%, Indek Shanghai berakhir sedikit lebih rendah. Pasar Eropa menurun 0,6%.

Pada perdagangan komoditi, harga minyak mentah menyerah dari keuntungan diawal perdagangan awal dan mengakhiri catatan kenaikan perdagangan terbaik dalam 8 minggu. Harga Emas (GCZ8) turun tipis setelah dolar AS, (DXY) naik secara sederhana. (Lukman Hqeem)