ESANDAR – Harga emas pada hari Senin (04/11/2019) berakhir terkoreksi oleh kenaikan bursa saham AS yang tengah menuju jalur rekor tertingginya. Emas kehilangan pamornya ketika investor melakukan risk appetite. Namun, harga emas masih mampu bertahan diatas $1500. Sebagai indikasi tren harga masih positif oleh keraguan investor akan kondisi ekonomi AS.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember pada bursa Comex turun 30 sen, atau 0,02%, menjadi $ 1.511,10 per ounce setelah mencatat kenaikan mingguan 0,4% berdasarkan kontrak yang paling aktif. Harga turun secara moderat oleh kenaikan saham setelah laporan pekerjaan yang lebih panas dari perkiraan pada hari Jumat menunjukkan 128.000 pekerjaan diciptakan pada bulan Oktober. Indek S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq siap untuk semua mencapai tertinggi baru
Sebelumnya, Federal Reserve AS juga menyatakan tengah melakukan jeda kebijakan penurunan suku bunganya. Hal ini menjadi momentum bagi pialang melakukan aksi ambil untung. Pasar bertahan dengan memanfaatkan momentum kesepakatan perdagangan AS – China.
Disisi lain, kondisi perekonomian global masih lemah disertai dengan ketidakpastian geopolitik yang memburuk. Sementara sebagian besar obligasi negara-negara besar juga terus menghasilkan kurang dari laju inflasi. Kombinasi sentiment yang demikian ini menjadi pondasi yang kuat bagi harga emas melakukan kenaikan harga atau memelihara tren bullish dalam jangka panjangnya.
Data ekonomi lainnya menyebutkan indeks aktivitas manufaktur oleh Institute for Supply Management (ISM) untuk bulan Oktober berada di 48,3% pada Oktober, di bawah ekspektasi untuk pembacaan 49%, tetapi di atas 47,8% yang terlihat pada September. Jika manufaktur terus menderita itu akan menurunkan pasar tenaga kerja dan satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah gencatan senjata antara AS dan China. (Lukman Hqeem)