Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham AS merosot, Indek Dow Jones turun tajam dalam perdagangan hari Selasa (25/02/2020). Para investor semakin mengkhawatirkan penyebaran virus Corona Baru yang semakin cepat dan luas dari yang diperkirakan semula. Lonjakan kasus virus corona di luar daratan China memicu penurunan tajam di pasar global.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC memperingatkan bahwa wabah Corona akan menyebar ke AS. Dr. Nancy Messonnier dari CDC mengatakan bahwa warga AS harus bersiap untuk gangguan besar yang akan terjadi karena wabah ini.

Para investor melarikan aset mereka ke safe haven. Disisi lain, ada kekhawatiran akan munculnya resesi ekonomi pula. Beberapa analis mengatakan bahwa reaksi di pasar ekuitas mungkin terlalu dilebih-lebihkan kemarin. Indeks Dow Jones merosot 879,44 poin, atau 3,15%, ke 27.081,36. Indek S&P 500 anjlok 97,68 poin, atau 3,03%, ke 3128,21, dan indek Nasdaq turun 255,67 poin, atau 2,77%, ke 8965,61. Ketiga indeks ini mendekati wilayah koreksi. Sementara itu imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun, turun ke 1,32 % setelah ditinggal para investor ke asset safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ekonomi global akan terkoreksi kembali. Harga obligasi naik, ketika imbal hasil ini turun.

Pada perdagangan di bursa saham Asia sebelumnya juga mendapat tekanan. Sejumlah besar saham di bursa Hong Kong turun melanjutkan penurunan sebelumnya dalam tiga hari ini. Menjelang penutupan indek bursa menguat tipis oleh aksi beli kembali oleh para investor, ditengah kegelisahan atas Covid-19. Indek Hang Seng naik 0,3 % atau 72,35 poin, ditutup pada 26.893,23.

Bursa saham Tokyo jatuh dimana Indek Nikkei 225 sempat kehilangan lebih dari 1.000 poin sebelum berakhir pada level terendah dalam empat bulan. Indek Nikkei akhirnya berakhir dengan catatan penurunan sebesar 781,33 poin, atau 3,34 %, ke 22.605,41, menandai penutupan terendah sejak 21 Oktober. Para investor melakukan risk aversion, setelah penyebaran virus corona merambah ke Eropa dan wilayah lain di dunia. Semakin banyak dilakukan pembatasan pada perjalanan bisnis dan aktivitas pabrik karena wabah, investor semakin khawatir tentang pertumbuhan global. Jika terbukti situasinya terus memburuk, Nikkei akan turun lebih dalam lagi.

Begitu juga dengan bursa saham Seoul, tertekan meski akhirnya mampu bangkit dengan catatan kenaikan tipis 1% saja. Indek KOSPI ditutup naik 24,57 poin, atau 1,18 %, pada 2.103,61. Penyebaran wabah Corona di Korea Selatan melambat dan para investor kembali menitik beratkan perhatian pada kebijakan pemerintah dalam menangani dampak ekonomis wabah ini. Setelah merosot, aksi beli kembali marak terjadi ditengah adanya ekspektasi dilakukannya penurunan suku bunga oleh Bank of Korea dan langkah-langkah kebijakan untuk meningkatkan likuiditas. Bank of Korea diperkirakan akan menurunkan suku bunga ke rekor terendah untuk mengimbangi dampak wabah ini. Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki mengatakan di hari Senin bahwa ia telah menyarankan pemerintah untuk memulai peninjauan dan pelaksanaan anggaran tambahan untuk mengurangi dampak wabah Corona.