ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat harus mengawali perdagangan di minggu terakhir bulan September dari area negatif. Penolakan China untuk berunding dengan AS dalam kelanjutan Perang Dagang antara kedua negara menjadi sumber kekhawatiran pasar.
Sebelum ini bursa saham di Wall Street telah berulang kali mengabaikan ancaman peningkatan ketegangan di sektor perdagangan internasional dan lebih terfokus kepada data ekonomi AS yang kuat serta fundamental dari setiap perusahaan. Meningkatnya tensi perdagangan ini sangat berpotensi membawa dampak yang lebih parah terhadap laju permintaan global serta pertumbuhan ekonomi AS secara lebih luas.
Pada hari Senin, para pejabat Cina membatalkan negosiasi yang direncanakan dengan AS. dan balas menyerang administrasi Presiden Donald Trump, dengan mengatakan Trump menjalankan kebijakan perundungan dalam perdagangan.
Satu set tarif timbal balik di AS dan impor Cina ditetapkan pada hari Senin, meningkatkan ketegangan yang meningkat antara negara-negara adidaya ekonomi global. Sektor energi merupakan titik terang pada hari ketika harga minyak mentah melonjak setelah produsen energi utama pada akhir pekan turun untuk memenuhi harapan.
Indek Dow Jones harus menghentikan laju kenaikannya dengan ditutup minus turun sekitar 180 poin menjadi 26.562, membukukan penutupan pertamanya tanpa mencatatkan rekor tertinggi sejak Kamis. Sejak awal perdagangan, indek dow jones sudah menunjukkan tren penurunan ini. Saham Apple Inc. dan Walt Disney Co. sempat berusaha membantu mengangkat indikator saham unggulan ini. Sayangnya, kenaikannya tidak bisa membantu banyak saat saham-saham utilitas seperti Home Depot Inc. dan Boeing Co. turun dan menjadi hambatan terbesar.
Indek S & P 500 juga harus menyerah sebesar 0,4% pada 2919, sementara indeks Nasdaq hanya beruntung sedikit dengan turun kurang dari 0,1% pada 7993. Nasdaq terbantu oleh kinerja saham Apple dan saham Microsoft Corp.
Pada perdagangan komoditi, harga minyak global, Brent naik mendekati harga tertinggi selama empat tahun ini, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), ditutup pada level tertinggi dalam dua bulan. Kenaikan harga minyak mentah ini mendorong naiknya saham-saham disektor energi.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman November naik 1,68% menjadi $ 71,97 per barel pada 16:25 WIB. Sementara itu, minyak mentah Brent , meningkat 1,93% menjadi $ 79,75.
Keputusan China untuk menolak berunding dengan AS memberikan sentiment negatif bagi Dolar AS. Meskipun minggu ini Dolar berpeluang menguat oleh kemungkinan keputusan The Federal Reserve dalam kenaikans suku bunga . Alhasil harga emas memanfaatkan kesempatan ini dengan melonjak naik kembali. Disisi lain, pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi juga ikut memberikan daya dorong bagi harga emas. Harga emas naik 0,4% dengan berakhir di $1.203.33 per troy ons. (Lukman Hqeem)