ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall street mampu menguat pada Jumat (29/03), sebagai hari terakhir perdagangan pada kuartal I 2019. Indeks saham S&P 500 mencatatkan penguatan terbaik secara kuartalan sejak 2009. Hal itu didorong optimisme terhadap negosiasi perdagangan AS dan China. Tiga indeks saham utama membukukan kenaikan satu persen dalam kinerja mingguan mereka sehingga dorong penguatan dalam kinerja bulanan.
Indek saham Dow Jones menguat 211,22 poin atau 0,82 persen ke posisi 25.928,68. Indeks saham S&P 500 mendaki 18,96 poin atau 0,67 persen ke posisi 2.834,4. Indeks saham Nasdaq bertambah 60,16 poin atau 0,78 persen ke posisi 7.729,32. Volume perdagangan saham wall street tercatat 7,41 miliar saham. Angka ini lebih rendah dari rata-rata selama 20 harian sekitr 7,52 miliar saham.
Selama kuartal I 2019, indeks saham Dow Jones menanjak 11,2 persen, dan bukukan penguatan terbesar sejak 2013. Sementara itu, indeks saham Nasdaq menguat 16,5 persen, dan bukukan penguatan terbaik secara kuartalan sejak 2012.
Sentimen negosiasi perdagangan membayangi laju Wall Street. AS dan China membuat kemajuan pembicaraan dalam negosiasi perdagangan yang diadakan di Beijing pada Jumat ini. Pembicaraan ini mencari jalan untuk menyelesaikan perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar.
Pemimpin delegasi China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He akan ke Washington, AS pada pekan depan untuk membicarakan ronde berikutnya dalam negosiasi perdagangan.
Dengan keyakinan akan prospek perang dagang yang mereda ini, memberikan dorongan kepercayaan diri kepada investor. Bursa saham AS membukukan kinerja positif secara kuartalan. Indeks saham S&P 500 pun membukukan kenaikan 13,1 persen selama kuartal I 2019. Penguatan ini terbesar sejak kuartal III 2009 dan kuartal I 1998.
Sejumlah saham di sektor industri yang sensitif dengan negosiasi perdagangan dapat menguat satu persen. Produsen chip yang mencatatkan eksposur pendapatan ke China membukukan keuntungan dengan indeks saham chip Philadelphia naik 1,6 persen. Sektor saham teknologi tercatat menguat satu persen. Dalam pencatatan saham perdana, perusahaan rintisan Lyft Inc naik lebih dari 20 persen di bursa saham Nasdaq. Saham Lyft naik 8,7 persen.
Data ekonomi yang keluar pada Jumat pekan ini antara lain data belanja konsumen naik pada Januari dan pendapatan tumbuh moderat pada Februari. Ini menunjukkan ekonomi kehilangan momentum usai pertumbuhan melambat pada kuartal IV.
Kekhawatiran perlambatan global pada pekan lalu seiring bank sentral AS atau the Federal Reserve memproyeksikan tak menaikkan lagi suku bunga pada 2019 dan imbal hasil surat berharga AS alami inversi pertama kali sejak 2007 sehingga ada sinyal resesi. Sementara imbal hasil surat berharga untuk tenor tiga bulan dan 10 tahun cenderung positif sejak Jumat usai alami inversi selama sepekan.
Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow menuturkan, bank sentral AS seharusnya segera memangkas suku bunga.
Dengan musim laporan keuangan dalam dua minggu ini, investor hadapi kemungkinan laba bersih perusahaan AS untuk pertama kali turun sejak 2016. Analis mengharapkan keuntungan kuartalan turun 1,9 persen.
Selanjutnya dalam sepekan kedepan, pelaku pasar akan fokus terhadap data ekonomi usai ada sinyal dari imbal hasil surat berharga AS. (Lukman Hqeem)