ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham AS pada hari Senin mencatat kenaikan persentase satu hari terbesar mereka sejak musim panas 2015, dengan indeks utama menutup hampir setengah dari kerugian mereka dari perdagangan minggu lalu.
Kenaikan perdagangan bursa saham bertepatan dengan laporan bahwa AS dan Cina tengah melakukan pembicaraan di belakang layar untuk menghindari perang perdagangan global. Sejumlah analis mencatat bahwa kenaikan saat ini bersifat teknis, bukan didorong oleh fundamental atau sentimen.
Indek Dow Jones naik 669,40 poin, atau 2,8%, menjadi 24.202,60, untuk kenaikan poin terbaik ketiga dalam sejarah. Di antara perusahaan blue-chip, hampir semua ditutup lebih tinggi, dipimpin oleh saham Microsoft Corp, Intel Corp dan Apple Inc. Indek S&P 500 reli 70,29 poin, atau 2,7%, menjadi 2.658,55, menutup semua kerugian dari perdagangan hari Jumat. Dimana sektor teknologi dan keuangan memimpin kenaikan ini, masing-masing naik 4% dan 3,2%. Indek Nasdaq naik 227,88 poin menjadi 7.220,54, atau naik 3,3%.
Secara prosentase, kenaikan bursa saham kali ini merupakan yang terbesar sejak Agustus 2015. Saat itu pasar berada di tengah koreksi dalam kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi Cina. Sementara kenaikan saat ini terjadi setelah periode jatuhnya Wall Street sevara berlarut-larut dengan meninggalkan indeks utama mendekati posisi terendah dibulan Februari.
Ketegangan perdagangan global diperkirakan akan tetap menjadi sentiment pasar utama. Dimana perhatian para investor tertuju menjelang akhir pekan liburan singkat. Bursa saham dijadwalkan tutup pada hari Jumat Agung besok Jumat.
Disisi lain, para pialang saham tampaknya menyambut laporan bahwa Cina dan AS telah mengadakan diskusi dalam upaya untuk membantu mencegah perang dagang.
Pergerakan besar secara positif dalam pasar saham datang setelah terjadi penurunan terbesar. Kejadian ini terlihat seperti pantulan teknis, sesuatu yang wajar setelah pasar sangat lemah selama berhari-hari. Memang sulit dipercaya bahwa sentimen bisa berubah dalam hitungan hari. Namun sangat mungkin terjadi bila pasar sudah mencapai puncaknya. Terlebih jika kita menghitung pergerakan pasar dibulan Januari sebagai euphoria terakhir dari siklus koreksi ini.
Kedepannya, para investor bisa memperhatikan data Indeks aktivitas nasional Chicago Fed untuk Februari sebesar 0,88, naik dari 0,02 pada bulan Januari. Sejumlah saham yang layak diperhatikan pergerakannya antara lain, Facebook Inc. Microsoft Corp, Netflix Inc. Apple Inc. dan Amazon.com Inc.
Saham-saham perusahaan senjata yang diperdagangkan secara publik jatuh pada hari Senin, di sesi perdagangan pertama setelah demonstrasi besar-besaran di seluruh dunia yang memprotes kekerasan senjata. Saham Sturm Ruger & Co RGR, turun 0,4%, sementara American Outdoor Brands Corp induk dari produsen senjata Smith & Wesson, turun 2,3%.
Saham teknologi masih menjanjikan, Intel Corp. naik 6,3% setelah Raymond James meningkatkan kinerja bursa ke pasar, mengutip peningkatan keseimbangan pasokan dan permintaan dalam industri semikonduktor.
Nasib tak untung menimpa saham General Electric Co. yang turun 1,4% menjadi $ 12,89, di bawah harga $ 13 untuk pertama kalinya sejak Juli 2009. Ini adalah saham satu-satunya dari 30 komponen Dow Jones yang lebih rendah pada hari itu; GE telah merosot 57% selama 12 bulan terakhir.
Bursa saham Eropa sayangnya berakhir dengan kerugian, mendekati posisi terendah satu tahun, karena euro melonjak terhadap dolar. Pasar Asia berakhir bervariasi, karena penurunan mereda menjelang penutupan. Indeks Kospi Korea Selatan berakhir 0,5% lebih tinggi setelah berita tentang perjanjian perdagangan AS.
Indeks Dollar Amerika Serikat turun 0,4% menjadi 89,057, sedangkan emas ditutup naik 0,4% lebih tinggi pada $ 1,355 per troy ons. Logam mulia naik untuk sesi keempat berturut-turut, menandai penyelesaian tertinggi dalam lebih dari lima minggu. (Lukman Hqeem)