ESANDAR, Jakarta – Jelang sepuluh hari rencana mundurnya Inggris dari Uni Eropa, Perdana Menteri Theresa May memberikan klaim bahwa Brexit merupakan usaha untuk mengambil alih kendali. Pun demikian, nampaknya tidak banyak perubahan yang berarti.
Sebelumnya, John Bercow dari House of Commons, kembali mengutip preseden pada 1604, untuk mengesampingkan pemungutan suara ulang pada kesepakatan meninggalkan Uni Eropa menjelang keberangkatan May ke KTT Uni Eropa pada Kamis di Brussels.
Bercow, meneriakkan “Orrdurrr! Orrdurrr! Guna menenangkan para pembuat undang-undang yang gaduh dimana memberinya pengikut internasional yang berdedikasi, sekarang menjadi tokoh penting dalam pertempuran Brexit. Tim May secara pribadi menuduhnya mencoba menggagalkan jalan keluar UK dari Uni Eropa, sementara para pengagum pembicara ini mengatakan bahwa dia membela hak-hak parlemen terhadap eksekutif.
Jika hanya salah satu dari 27 negara lain yang menolak permohonan KTT May untuk memperpanjang jadwal perceraian, maka tenggat akhir kesepakatan untuk Brexit tetap pada 29 Maret. Jika mereka setuju, tidak jelas bagaimana May dapat memenuhi ujian Bercow yang hanya berbeda secara substansial berbeda. Perjanjian Brexit pantas melakukan pemungutan suara lagi di parlemen, karena Uni Eropa menegaskan tidak akan membuka kembali negosiasi.
Terperangkap antara Bercow dan Brussels, ruang gerak manuver nampak mulai May menyusut. Di tengah gemuruh bahwa kesabaran mereka dengan Inggris hampir habis, para pemimpin Uni Eropa sedang mencari jalan yang terburuk. (Lukman Hqeem)