ESANDAR, Jakarta – Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menekankan kembali bahwa Bank Of Japan akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar sampai inflasi mencapai target 2%.
“Perekonomian Jepang diperkirakan akan terus berkembang secara moderat,” kata Kuroda dalam pidato pada pertemuan triwulanan manajer cabang regional bank sentral pada hari Senin (09/07).
Haruhiko Kuroda menegaskan bahwa ekonomi Jepang menunjukkan adanya pertumbuhan inflasi yang menuju target BOJ . Meski terdapat kesenjangan produksi yang meningkat dan harapan inflasi jangka menengah dan panjang juga meningkat.
Di bawah kebijakan pengendalian kurva imbal hasil yang diadopsi sejak tahun 2016, BOJ berjanji untuk menjaga suku bunga jangka pendek sebesar minus 0.1 % dan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun sekitar nol persen. Hal ini dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Dolar melemah pada hari Senin, dan pemulihan risk appetite melihat safe-haven Yen juga berhenti, alhasil pasangan USDJPY terpelintir di tengah. USDJPY diperdagangkan di sekitar level 110,50. Pasangan ini nampak dalam tekanan jual untuk minggu ini dimana risk appetite telah tampak muncul kembali.
Ketegangan perdagangan AS – Cina masing membayangi perdagangan dan membuat pasangan USDJPY tertahan penurunannya. Sementara indikator ekonomi AS, non farmpayroll menunjukkan laporan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan, tetapi pertumbuhan upah tetap tenang, sehinga Greenback bergerak tak menentu .
Pedagang USD menanti pembacaan IHK hari Kamis, tetapi Yen akan melihat Pesanan Mesin hari Selasa malam dan angka bulan/bulan untuk bulan Mei diperkirakan menurun dari 10,1% menjadi -5,5%.
Secara teknis, USDJPY memanfaatkan indikator NFP yang terkesan ‘goldilocks’ ditengah pasang surut Dolar AS. USDJPY kembali ke 110,50, dengan level support kuat di 110,30 untuk bisa mulai turun. (Lukman Hqeem)