ESANDAR, Jakarta – Harga emas berakhir lebih tinggi pada perdagangan di hari Senin (06/05), meninggalkan kerugian sebelumnya. Para investor bereaksi terhadap penurunan yang terjadi di pasar saham setelah Presiden Donald Trump mengabaikan kemajuan yang dirasakan pada pembicaraan perdagangan dengan mengancam akan segera menaikkan tarif kepada produk asal China.
Emas beringsut ketika bursa saham menurun tajam sebagai reaksi terhadap negosiasi tarif AS-China yang tiba-tiba menabrak tembok. Ancaman tarif baru ini menimbulkan kekhawatirkan para investor. Pun demikian, pasar menyadari bahwa logam mulia juga bisa mengalami penderitaan dan aspek pembalasan anti-inflasi dan biaya yang lebih tinggi bagi produsen mempengaruhi hampir semua produk. Brexit masih belum terselesaikan dan untuk saat ini, aset surgawi yang disuka adalah dolar, yen, dan uang tunai.
Ketika harga emas berubah lebih tinggi, harga emas di bursa berjangka Comex “mengejar ketinggalan” dari pasar spot. Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni naik $ 2,50, atau 0,2%, ke harga $ 1,283.80 per troy ons, setelah menyentuh level terendah di $ 1,278.10. Kontrak naik 0,7% menjadi menetap di $ 1,281.30 per troy ons di hari Jumat, mengurangi kerugian pekan lalu menjadi 0,6%,.
Investor tampaknya lebih condong ke aset surgawi seperti yen Jepang, sebagaimana terlihat dari perdagangan USDJPY, dimana Yen menguat terhadap greenback. Sepasang cuitan Trump di hari Minggu menunjukkan ketidaksabaran dengan kemajuan perundingan perdagangan China-AS. dengan mengatakan akan menaikkan tarif barang-barang Cina senilai $ 200 miliar pada hari Jumat menjadi 25% dari 10%. Indek Dolar AS diperdagangkan hampir datar di 97.493, dengan gerakan naik dibatasi oleh kenaikan yen dalam perdagangan USDJPY, yang menyentuh level tertinggi delapan minggu terhadap dolar. (Lukman Hqeem)