ESANDAR, Jakarta – Menurut Joni Teves, ahli strategi pasar dari UBS, di tahun 2018 harga emas diperkirakan tidak akan banyak fluktuatif. Mengingat tidak ada katalis kuat untuk harga emas naik tajam atau pula turun pula.
Sebelumnya Teves menilai harga emas masih dalam tren kenaikannya. Asset Emas masih penting bagi para investor yang mencari lindung nilai saat aset lainnya turun nilainya dan ini bagus untuk diversifikasi. Tapi setelah berpandangan bullish pada harga logam mulia selama dua tahun, Teves kini berbalik netral.
Dasar kenaikan harga emas adalah melemahnya Dolar AS. Kini ditengah baying-bayang kenaikan suku bunga AS, Dolar AS terus menguat. Dalam perdagangan USDJPY, dimana Yen sering dijadikan asset pengaman investasi pula, Dolar AS terus menguat. Memang melawan mata uang asing lain seperti Euro dan Poundsterling, dolar AS menurut Taves masih lemah.
Setidaknya mengacu pada gambaran makro ekonomi global, kondisi saat ini cenderung lebih aman, resiko berkurang. Banyak negara-negara dalam fase ekspansi dalam siklus pembangunan ekonominya. Alhasil, investor lebih berani mengambil resiko, risk appetite. Dinamika pertumbuhan membaik, dan meskipun momentum tahun ini tidak mungkin direplikasi pada 2018, pertumbuhan cenderung akan tetap stabil, ujar Teves.
Melihat latar belakang tersebut, sulit untuk meyakini bahwa harga emas mampu naik. Sentimen yang mampu mendorong kenaikan emas lebih tinggi minim. Sayangnya, bukan berarti harga akan bebas berbalik jatuh dengan mudah pula. Lingkungan ekonomi makro global justru konsisten dengan emas, dimana menurut Teves akan memberikan dukungan dan membatasi pergerakan harga emas. Pasar tidak akan benar-benar memiliki dorongan untuk memicu aksi jual yang signifikan. Pendek kata, kurangnya katalis yang kuat ke arah atas tidak berarti bahwa katalis untuk jual pula.
Sepanjang tahun ini, emas telah naik sekitar 12% tahun ini. Pada hari Jumat, harga emas menukik dengan cepat ke $1273,25 dan berakhir negatif di $1275,55. Pergerakan turun yang terjadi tiba-tiba itu diperkirakan dipicu oleh aksi jual emas secara misterius sebanyak 4 juta ounce, sebuah aksi yang pernah beberapa kali terjadi dan memicu kepanikan para pedagang setelah stop loss terpicu. (Lukman Hqeem)