ESANDAR, Jakarta – Saham A.S. naik ke rekor tertinggi setelah data inflasi inti AS melambat, hal ini menambah bukti bahwa pertumbuhan ekonomi terus berlanjut meski tanpa memicu kenaikan harga.
Disisi lain, sebuah laporan juga menyatakan bahwa Bank Sentral Eropa dapat melanjutkan pembelian aset setidaknya selama sembilan bulan setelah mulai meruncing pada bulan Januari, dimana indeks Stoxx Europe 600 akhirnya naik juga. Dengan sentiment ini, diperkirakan pasar berjangka indeks saham di Jepang, Hong Kong dan Korea Selatan diperkirakan akan naik lebih tinggi pada Senin (16/10/2017).
Ditengah tren kenaikan ini, pelaku pasar tetap harus memperhitungkan memanasnya suhu dikawasan Semenanjung Korea. Dalam sebuah wawancara di CNN, pada hari Minggu, Sekretaris Negara Rex Tillerson mengatakan bahwa Presiden Trump ingin terus melakukan diplomasi dengan Korea Utara “sampai bom pertama turun.”
Masalah Inflasi, menjadi kejutan terbesar dalam ekonomi A.S. tahun ini, ungkap Gubernur Bank Sentral Janet Yellen pada sebuah acara di Washington D.C. pada hari Minggu. Hal yang terbaik adalah terjadinya kenaikan harga konsumen, meski kenaikan ini masih dibawah target.
Gubernur Bank of China Zhou Xiaochuan juga mengingatkan mengenai hutang swasta yang dilakukan perusahaan Cina. Menurutnya, angka ini terlalu tinggi dan Gubernur berpendapat untuk mengurangi pengaruh keuangan dan melakukan reformasi fiskal. Sebelumnya, IMF telah meningkatkan perkiraan pertumbuhan Cina, namun IMF juga mengingatkan bahwa terjadi pula peningkatan hutang yang beresiko.
Hari Senin, kita akan melihat inflasi China pada pukul 10.30 waktu Tokyo, serta data produksi industri Jepang dan impor dan ekspor Indonesia. Juga karena keluar adalah harga konsumen dari Selandia Baru, di mana ekspektasi untuk harga telah meningkat 1,8 persen pada kuartal ketiga sejak saat ini tahun lalu. (Lukman Hqeem)