ESANDAR – Reserve Bank of Australia (RBA) menegaskan pandangannya bahwa perekonomian mereka saat ini berada dititik balik, meskipun ada ketidakpastian dari dampak wabah Corona dan perang dagang AS – China yang sedang berlangsung. Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe mengatakan di hari Jumat (07/02/2020) bahwa pandangan tersebut didukung oleh peningkatan sedikit dalam perekonomian global.
Lowe berbicara kepada anggota parlemen di Canberra, ia mengatakan masih terlalu dini untuk menilai dampak wabah Corona bagi ekonomi Australia. Namun dia mencatat bahwa China merupakan perekonomian yang lebih besar dari ekonomi global ketika wabah SARS terjadi pada 2002-2003, yang menewaskan ratusan orang di selatan China.
Mengenai suku bunga, Lowe mengatakan bahwa Dewan Gubernur Bank Sentral akan terus membahas upaya penurunan suku bunga lebih lanjut. Namun ia menyadari bahwa pemotongan suku bunga lebih lanjut dapat mengurangi kepercayaan dan mendorong peminjam pinjaman rumah untuk mengambil lebih banyak utang pada saat tingkat utang sudah tinggi. “Ini keseimbangan yang sulit untuk dipukul,” katanya kepada anggota parlemen.
Sebagaimana diketahui bahwa RBA telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali pada 2019. Langkah ini ditempuh untuk mendorong tingkat belanja konsumen kembali. Selain untuk mengangkat pertumbuhan upah dan memacu pertumbuhan PDB yang lebih kuat. Ketika RBA mempertahankan suku bunga pada rekor terendah pada 0,75% dalam pertemuan kebijakan pertama ditahun 2020, pada hari Selasa kemarin. Lowe mengatakan bahwa pemotongan lebih lanjut bisa terjadi jika diperlukan.