ESANDAR – Dewan Gubernur Bank Sentral Jepang bersilang pendapat tentang kebijakan moneter. Dalam mencapai tujuan inflasi, mereka berdebat apakah langkah pelonggaran tambahan masih diperlukan. Hal ini sebagaimana tertuang dalam risalah pertemuan Oktober kemarin yang dipublikasi ke publik pada Rabu (20/11/2019).
Sejumlah anggota dewan bersikeras bahwa komunikasi dengan pasar sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu, bank sentral akan mempertahankan kebijakan moneter yang longgar mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat target inflasi pada 2%. Salah satu anggota BOJ mengatakan bahwa langkah pelonggaran tambahan akan diperlukan jika momentum menuju target inflasi terputus-putus.
Dalam pertemuan Oktober lalu, BOJ memutuskan mempertahankan kebijakan moneter dan bersiap untuk memangkas suku bunga jika diperlukan. BOJ juga mengatakan pihaknya memperkirakan suku bunga jangka pendek dan panjang akan tetap pada level saat ini atau lebih rendah, mengingat adanya upaya untuk memenuhi target inflasi yang sulit dicapai.
Beberapa anggota dewan memperingatkan bahwa ketidakpastian jangka panjang akan tetap tinggi bahkan ketika risiko jangka pendek mulai merendah karena kemajuan negosiasi perdagangan AS-China. Seperti Goushi Kataoka yang tidak setuju dengan perubahan panduan ke depan. Menurutnya Jepang bisa kehilangan momentum itu. Anggota dewan lain mengatakan, BOJ perlu memberi sinyal bahwa kebijakan tersebut lebih condong ke akomodasi moneter dan downward bias in monetary policy. Namun, anggota lainnya mengatakan tidak ada peningkatan risiko jika target inflasi tidak terpenuhi.
Para pembuat kebijakan selama ini berada di bawah tekanan karena coba mengimbangi dampak perlambatan ekonomi yang terjadi di negara lainnya terhadap perekonomian Jepang. Dengan meningkatnya risiko terhadap prospek itu, Perdana Jepang Menteri Shinzo Abe meminta kabinetnya untuk menyusun paket stimulus untuk mendukung ekonomi dan membangun infrastruktur untuk mengatasi bencana alam.
Di bawah kebijakan pengendalian kurva hasil, BOJ juga berjanji untuk mengendalikan bunga jangka pendek pada -0.1% dan hasil obligasi 10 tahun pemerintah ada di sekitar 0%. BOJ juga membeli obligasi pemerintah dan aset berisiko untuk mempercepat inflasi untuk mencapai target. (Lukman Hqeem)