ESANDAR – Bentrokan Hong Kong semakin intensif, setelah polisi Hong Kong menyerbu sebuah universitas di Kowloon paska bentrokan pada Minggu malam dengan para pemrotes. Bentrokan hebat terjadi dimana banyak kebakaran terjadi.
Aksi demonstrasi memanas diakhir pekan yang intens dan memuncak dalam kebuntuan di Universitas Politeknik Hong Kong. Sejumlah besar pengunjuk rasa telah bersembunyi dalam kampus selama beberapa hari. Seorang perwira penghubung media polisi menderita luka panah di kakinya selama pertikaian itu, dan seorang perwira menembakkan tiga peluru setelah pengunjuk rasa mengepung sebuah ambulans yang mengawal seorang demonstran yang telah ditangkap. Tidak ada peluru yang mengenai siapa pun, kata polisi. Gangguan terhadap kota terus berlanjut, dengan sekolah-sekolah Hong Kong masih ditangguhkan pada hari Senin dan tanda-tanda pasar kerja kota mulai retak.
Dengan kondisi Hong Kong yang demikian, bursa saham Asia diperkirakan akan mengawali perdagangan hari Senin dengan beragam. Para investor terus menunggu kemajuan perdagangan dan bursa Hong Kong bersiap untuk menerima gangguan lebih lanjut.
Pada perdagangan di pasar uang sendiri cukup stabil. Bursa berjangka menunjukkan kenaikan secara moderat di Jepang dan Hong Kong. Sementara dalam perdagangan sebelumnya, indeks S&P 500 pada hari Jumat mencapai rekor lain dalam kenaikan minggu keenam, kenaikan terpanjang dalam dua tahun, setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan negosiasi antara AS dan China mendekati tahap akhir.
Perang perdagangan yang dilancarkan oleh pemerintahan Trump telah memorak-porandakan ekspor ke Cina di seluruh wilayah AS dan jauh melampaui batas-batas pertanian, demikian data baru yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS. Sekurangnya lebih dari 30 negara bagian yang membentang dari Florida ke Alaska mengalami penurunan dua digit dalam ekspor barang dagangan ke Cina hingga September tahun ini.
Sementara itu, penjualan ke negara Asia turun 39% di Texas, di mana produk minyak dan gas merupakan ekspor terbesar ke negara itu. Ekspor ke China mendukung lebih dari satu juta pekerjaan di AS, menurut Dewan Bisnis AS-China, yang mewakili perusahaan-perusahaan Amerika yang melakukan bisnis di Tiongkok. (Lukman Hqeem)