ESANDAR – Harga emas memperpanjang penurunannya dalam perdagangan diakhir pekan, Jumat (08/11/2019). Tidak tanggung-tanggung bahkan mencapai level harga terendah dalam tiga bulan trakhir. Jatuhnya harga disebabkan perkembangan positif kesepakatan perdagangan AS – China. Kinerja perdagangan dalam sepekan bahkan mencatatkan penurunan terbesarnya dalam tiga tahun ini.
Pada perdagangan di pasar spot, harga emas turun 0,42 % ke $ 1,461.64 per troy ons. Harga emas telah mengalami penurunan mingguan terbesar, sekitar 3,2 % sejak November 2016. Harga terendah sebelumnya adalah pada 5 Agustus kemarin yang berada di $ 1,455.80 per troy ons. Dalam perdagangan berjangka AS, harga emas AS turun 0,25 % ke $ 1,462.8 per troy ons.
Pelaku pasar memanfaatkan sejumlah sentiment terkini untuk melakukan aksi ambil untungnya. Melonjaknya minat beli investor pada aset-aset yang berisiko menumpulkan emas sebagai aset safe haven. Terdapat lonjakan di bursa saham AS yang sangat signifikan, hal ini membuat investor mengalihkan pandangannya ke pasar ekuitas.
Penguatan Dolar AS juga berkontribusi besar dalam menjatuhkan harga minyak saat ini. Seiring dengan membaiknya prospek kesepakatan AS – China dalam konflik tariff, mendoron investor membeli kembali Dolar AS. Greenback mendapatkan pijakan yang kokoh terhadap sejumlah mata uang lainnya. Dolar mencapai tertinggi tiga minggu terhadap rival utama.
Pasar saham dunia mulai berhati-hati, setelah bursa saham AS melonjak ke level tertinggi dalam 21-bulan ini. Bagaimanapun pasar masih menantikan kejelasan arah kesepakatan perdagangan AS – China sebagai sentiment utama. Sebagaimana dikatakan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat bahwa dia belum setuju untuk mengenakan tarif kembali pada China.
Tanpa ada sentiment yang spesifik, perdagangan akan berlangsung mengayun dan bergelombang. Harga emas dapat kembali terkoreksi hingga $ 1.440 jika kesepakatan perdagangan “fase satu” AS- China ditandatangani bulan depan.
Harus diakui bahwa perang perdagangan AS – China adalah salah satu alasan utama emas meningkat pamornya. Emas dianggap sebagai aset yang lebih aman selama ketidakpastian ekonomi dan politik terjadi sepetio.
Emas telah naik sekitar 14 % sepanjang tahun ini. Logam Mulia ini juga diuntungkan oleh kebijakan moneter yang bersikap dovish oleh sejumlah bank sentral global sebagaimana dengan Federal Reserve, yang telah memangkas suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini. (Lukman Hqeem)