ESANDAR – Pada perdagangan emas di hari Kamis (26/09/2019) berakhir lebih tinggi, sehari setelah lonjakan dolar AS mendorong logam mulia mengalami penurunan harian terburuk dalam hampir tiga minggu ini. Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desemberdi bursa Comex berakhir naik $2.90, atau 0.2%, ke $1,515.20 per troy ons.
Dorongan kenaikan dipicu data PDB AS yang hangat dan “dovish” mencakup kuartal kedua, dengan pasar mengantisipasi hal yang sama untuk kuartal ketiga, kata Jeff Wright, eksekutif wakil presiden GoldMining Inc. Data menunjukkan ekonomi tumbuh pada 2% tahunan laju dari April hingga Juni, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.
Analis mengatakan dorongan bulls muncul setelah harga dianggap cukup murah untuk dilakukan aksi beli kembali. Saat ini, emas tertahan diarea $ 1.500 dimana masih menyimpan potensi untuk menuju $ 1.550 dalam waktu dekat, kata Wright. Harga “masih siap untuk bergerak lebih tinggi dengan cepat, berdasarkan pada perkembangan impeachment baru, pembelian safe-haven pada perkembangan Iran [dan] jika ada sesuatu yang baru terungkap.”
Sementara itu, risiko impeachment terhadap Presiden AS Donald Trump dapat dilihat sebagai salah satu elemen pendukung untuk emas, kata Carlo Alberto De Casa, kepala analis di ActivTrades.
Emas juga memegang “ambang psikologis $ 1.500,” dalam “skenario di mana bank sentral masih membeli logam mulia,” yang juga bullish untuk harga, ia menulis dalam catatan harian. “Selain itu, setiap koreksi dari pasar saham dapat memberikan bahan bakar lebih lanjut untuk reli yang sudah terlihat dalam beberapa bulan terakhir.” Indeks saham patokan A.S. diperdagangkan lebih rendah pada hari Kamis, mendorong permintaan investasi untuk emas.
Dalam perdagangan sebelumnya, harga emas turun $ 27,90, atau 1,8%. Ini merupakan penurunan dalam satu hari yang terbesar sejak 5 September. Indek Dollar AS sendiri mencatat kenaikan satu hari terbesar dalam sekitar tiga bulan pada hari Rabu. Sementara bursa saham AS dan imbal hasil obligasi AS naik, sehingga menumpulkan permintaan untuk emas.
Dolar yang lebih kuat bisa menjadi negatif untuk mata uang yang dinilai dalam komoditas karena membuat mereka lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya, meskipun indeks dolar yang diperdagangkan sedikit berubah dalam transaksi pada hari Kamis. Meningkatnya imbal hasil obligasi juga bisa menjadi negatif, meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak menghasilkan seperti komoditas. Imbal hasil Treasury bergerak lebih rendah di hari Kamis. (Lukman Hqeem)