ESANDAR, Jakarta – Bank Sentral Asuatralia, Reserve Bank of Australia (RBA) menurunkan suku bunga sebesar 25 bps ke rekor terendah baru 1,0 persen pada pertemuan kebijakan awal Juli, sesuai seperti perkiraan para pengamat. Pemotongan suku bunga ini merupakan yang pertama kalinya sejak 2012. Dilakukannya pemangkasan ini agar mendukung pertumbuhan lapangan kerja dan untuk memberikan kepercayaan yang lebih besar bahwa inflasi akan konsisten dengan target jangka menengah.
Komite kebijakan bank sentral mengatakan mereka akan terus memantau perkembangan di pasar tenaga kerja dan menyesuaikan kebijakan moneter jika perlu.
Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe menyatakan bahwa prospek ekonomi global tetap masuk akal. Namun, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perselisihan perdagangan dan teknologi mempengaruhi investasi dan berarti bahwa risiko terhadap ekonomi global cenderung menurun.
Di sebagian besar negara maju, inflasi tetap tenang, tingkat pengangguran rendah dan pertumbuhan upah meningkat. Perlambatan perdagangan global telah berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih lambat di Asia. Di Cina, pihak berwenang telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung perekonomian, sambil terus menangani risiko dalam sistem keuangan.
Kondisi keuangan global tetap akomodatif. Risiko penurunan yang berkelanjutan terhadap ekonomi global yang dikombinasikan dengan inflasi yang lemah telah menyebabkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral utama.
Imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang telah menurun lebih jauh dan berada pada rekor terendah di sejumlah negara, termasuk Australia. Biaya pendanaan bank di Australia juga telah menurun, dengan spread pasar uang telah sepenuhnya membalikkan kenaikan yang terjadi tahun lalu. Tingkat pinjaman untuk bisnis dan rumah tangga pada tingkat historis rendah. Dolar Australia berada di ujung rendah kisaran sempitnya baru-baru ini.
Sepanjang tahun hingga kuartal pertama dibulan Maret, ekonomi Australia tumbuh pada tren di bawah 1,8 persen. Pertumbuhan konsumsi telah tenang, terbebani oleh periode pertumbuhan pendapatan rendah yang berkepanjangan dan penurunan harga perumahan.
Peningkatan investasi di bidang infrastruktur memberikan penyeimbangan dan peningkatan dalam aktivitas di sektor sumber daya sebagaimana diharapkan, sebagian sebagai respons terhadap kenaikan harga ekspor Australia. Skenario sentral untuk ekonomi Australia tetap masuk akal, dengan pertumbuhan di sekitar tren diperkirakan. Ketidakpastian domestik utama terus menjadi prospek konsumsi, meskipun kenaikan dalam pendapatan disposable rumah tangga diharapkan untuk mendukung pengeluaran. (Lukman Hqeem)