ESANDAR, Jakarta – Sebagaimana sudah dijadwalkan, Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell melakukan paparan didepan Kongres pada Rabu (10/07/2019). Dalam teks testimoni yang sudah dirilis, terlihat bahwa The Fed menunjukkan sikap yang sangat dovish. Ini berarti bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan sudah hampir pasti dieksekusi pada pertemuan akhir bulan ini.
Dalam paparannya, Jerome Powell juga menegaskan kembali bahwa investasi dari pelaku usaha di sana telah menunjukkan perlambatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir seiring dengan ketidakpastian yang menyelimuti prospek perekonomian. Sebelumnya, terdapat kekhawatiran bahwa The Fed tak akan terlalu dovish di masa depan lantaran pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam tengah berada dalam kondisi yang baik.
Disisi lain, paska pemaparan ini, The FED juga mengungkapkan risalah pertemuan sebelumnya. Dalam risalah yang diterbitkan tersebut, tersirat bahwa banyak anggota FOMC melihat urgensi untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Pertimbangannya adalah sejumlah data yang dirilis dan berbagai perkembangan lainnya, memunculkan ketidakpastian terkait perang dagang dan kekhawatiran mengenai laju perekonomian dunia. Hal ini dianggap akan membebani prospek perekonomian AS.
Sikap sangat dovish yang ditunjukkan oleh The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS sukses memantik aksi beli dengan intensitas yang besar di bursa saham AS. Ketiga indeks saham acuan di AS sukses menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 sempat melonjak ke atas level 3.000, level yang sebelumnya belum pernah ditembus.
Sebaliknya, Dolar AS melemah dan mendorong sejumlah mata uang lawannya menguat seperti Euro dan Yen. Bahkan harga komoditi juga terkerek naik, harga minyak mentah dan emas bersikap bullish juga. (Lukman Hqeem)