ESANDAR, Jakarta – Para Investor dibursa saham harus berjuang lebih keras untuk meramalkan dampak akhir dari pertikaian AS-Tiongkok yang masih berkelanjutan. Pasalnya, pada perdagangan di hari Jumat (17/05/2019), bursa saham AS berakhir di wilayah negatif. Setelah dimulai dengan perdagangan dengan catatan yang terburuk untuk saham sejak Januari, namun kemudian berayun luar biasa sehingga membantu ekuitas membatasi kerugian selama seminggu.
Hasil perdagangan ini mungkin menjadi cerminan apa yang akan dihadapi Investor dimasa depan, dimana musim laporan emiten telah berakhir dan pasar bergulat dengan kebuntuan perdagangan AS-China. Selain perang tariff diantara keduanya, perlu diigat bahwa Wall Street juga sedang dihantui oleh sejumlah faktor, termasuk risiko geopolitik, tanda-tanda kelesuan dalam ekonomi domestik dan kebijakan moneter Federal Reserve, yang semuanya dapat bergabung untuk mengurangi pertumbuhan ekonomi dan keuntungan perusahaan. Namun, semua itu masih belum jelas faktor mana yang dapat memberikan katalis paling kuat untuk ekonomi yang berada di tahun kesepuluh ekspansi dan kenaikan yang hampir sama panjangnya di gigi.
Akhir-akhir ini, bursa saham telah sangat sensitif terhadap retorika perdagangan dan pengumuman kebijakan, dengan ekuitas jatuh pada hari Senin setelah Presiden Trump mengizinkan tarif $ 200 miliar barang-barang Cina tahunan dinaikkan menjadi 25% dari 10%. Presiden juga menyatakan kesiapannya untuk mengenakan tarif lebih tinggi pada barang lain senilai sekitar $ 300 miliar, atau hampir semua produk yang tersisa yang dibeli orang Amerika dari ekonomi terbesar kedua di dunia.
Indek Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun lebih dari 2,4% pada hari itu, dan bereaksi terhadap serangkaian retorika voli antara AS dan Cina. pejabat, yang mengumumkan tindakan pembalasan, untuk sisa minggu ini. Ini menjadi minggu keempat bagi Dow Jones dengan mencatat penurunan secara beruntun, sekaligus menandai penurunan yang terpanjang sejak 2016, menyelesaikan sesi Jumat turun 0,7%. Sementara itu, S&P 500 mencatat kerugian mingguan 0,8% dan Nasdaq mengakhiri rentang lima hari 1,3% lebih rendah. (Lukman Hqeem)