ESANDAR, Jakarta – Bursa saham-saham AS ditutup lebih tinggi pada perdagangan di hari Selasa (26/03) karena sektor energi dan keuangan menguat dan mendukung laju kenaikan pasar. Sayangnya indek utama masih keluar dari posisi tertinggi harian mereka ditengah data perumahan yang hangat dan data kepercayaan konsumen serta ketidakpastian yang masih melekat tentang pertumbuhan global dan Brexit.
Indek Dow Jones naik 140,90 poin, atau 0,6%, ke 25.657,73 setelah naik lebih dari 200 poin selama sesi. Indek S&P 500 naik 20,10 poin, atau 0,7%, ke 2.818,46, dimana sektor energi dan keuangan memimpin kenaikan kali ini. Indek Nasdaq naik 53,98 poin, atau 0,7% ke 7.691,52.
Sentimen pendorong kenaikan bursa berasal dari perkembangan perundingan dagang AS – China yang diyakini akan berlanjut. Hal ini menyalakan kembali keyakinan pelaku pasar bahwa perselisihan berisiko tinggi akan berakhir. Negosiasi perdagangan tingkat kabinet antara Beijing dan Washington dijadwalkan akan dimulai, dimana Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan tiba di China akhir pekan ini untuk membantu menyelesaikan diskusi jangka panjang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Sebuah resolusi menghindari ketidaksepakatan tentang tarif dapat mendorong pasar dan memberikan bantuan kepada investor yang telah khawatir dengan munculnya sejumlah tanda-tanda pelambatan pertumbuhan ekonomi global. Hal yang diperburuk oleh sengketa perdagangan. Terbukti data terbaru yang dirilis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS melunak.
Indikator ekonomi AS menunjukkan bahwa pembangun rumah baru pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,16 juta pada bulan Februari, yang merupakan penurunan 9% dari bulan sebelumnya dan jauh di bawah level yang terlihat tahun lalu. Sementara harga rumah tumbuh pada laju paling lambat dalam lebih dari enam tahun, dengan indeks S-P CoreLogic Case-Shiller 20-kota naik pada tingkat yang disesuaikan secara musiman 0,2% pada Januari dibandingkan dengan Desember. Data lain menunjukkan bahwa indek lepercayaan konsumen turun tajam pada bulan Maret, menurut Conference Board, turun menjadi 124,1 dari 131,4 pada bulan Februari.
Pasar uang telah terguncang oleh berbaliknya kurva imbal hasil Obligasi AS. Ini merupakan suatu kondisi yang tidak biasa di mana tingkat kenaikan utang pemerintah yang bertanggal lebih pendek di atas tingkat suku bunga yang lebih lama. Pembalikan antara imbal hasil Obligasi AS tenor 3 bulan dan 10 Tahun terjadi untuk pertama kalinya sejak 2007 pada hari Jumat (22/03). Imbal hasil Obligasi tenor 10-tahun naik lebih tinggi pada hari Selasa menjadi 2,42%.
Investor juga memantau Brexit, setelah anggota parlemen Inggris memutuskan pada Senin (25/03) malam untuk mengambil kendali proses meninggalkan Uni Eropa dari Perdana Menteri Theresa May dalam suatu langkah yang akan mendorong serangkaian suara minggu ini yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan legislatif. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang tidak teratur dapat mengganggu tolok ukur global.
Secara teknis, kondisi pasar saat ini dalam tren penurunan jangka pendek. Pada perdagangan minggu lalu, indek berusaha menguji level 26.000 untuk kedua kalinya. Namun belum berhasil dan diikuti dengan aksi jual. Sentimen investor masih letih di sekitar kenaikan besar tahun ini, dimana muncul kekhawatiran akan gangguan pertumbuhan ekonomi global. Disisi lain, kurangnya kejelasan seputar perdagangan AS dan China dan juga adanya sesuatu yang mendesak terkait Brexit masih membayangi perdagangan.
Kenaikan yang terjadi saat ini lebih merupakan respon pasar terhadap pasar oblogasi AS. Inversi kurva imbal hasil Obligasi AS dalam sejarahnya memberikan indikasi datangnya resesi ekonomi. Meski demikian, pasar berusaha sabar dan menghindari kepanikan. Ada harapan resesi dapat dihindari dari perundingan perdagangan AS – China.
Ada banyak energi internal untuk pasar saham secara bulanan, atau jangka menengah, tetapi pekerjaan jangka pendek menunjukkan kelanjutan dari penurunan besar asalkan tidak ada “angsa hitam” dalam pasar saat ini.
Sejumlah saham yang menjadi perhatian pasar antara lain saham Apple Inc. yang turun 1% setelah Komisi Perdagangan Internasional AS memutuskan bahwa pembuat iPhone itu melanggar paten komponen dari Qualcomm Inc. QCOM, yang akan mengakibatkan larangan impor pada perangkat tertentu. Saham Qualcomm sendiri naik 2,4%.
Saham McCormick & Co. Inc. naik 1% setelah perusahaan rempah dan bumbu melaporkan laba kuartal keempat fiskal yang mengalahkan ekspektasi Wall Street, meskipun pendapatannya jauh dari perkiraan. (Lukman Hqeem)