ESANDAR, Jakarta – Hasil perdagangan hari Kamis (28/03) dimana Dolar AS mengindikasikan penguatan kembali. Hal ini membuka kemungkinan jatuhnya harga komoditas lebih lanjut, meski proyeksi pendapatan bruto AS bisa memberikan harapan kenaikan harga emas lebih lanjut.
Harga emas menempatkan kebohongan pada mantra yang sering diulang bahwa logam adalah semacam aset “surgawi”. Mereka jatuh bersama saham, siklus komoditas sangat sensitif termasuk dan imbal hasil obligasi negara karena selera risiko memburuk. Itu memicu permintaan untuk Dolar AS sebagai aset safe haven, dimana keuntungan mata uang acuan itu merusak daya tarik aset anti-fiat, dalam hal ini Emas.
Para investor selanjutnya akan berusaha mencermati indikator ekonomi data pendapatan domestic bruto AS, PDB. Seperangkat angka-angka dalam PDB AS untuk kuartal keempat yang direvisi diperkirakan akan menempatkan pertumbuhan tahunan pada 2,3 %, penurunan peringkat dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,6 %. Terjadinya kejutan yang mengarah ke sisi negatif akan menggemakan risiko yang berkelanjutan dan memperpanjang dinamika harga kemarin, dimana komoditas secara luas akan bergerak lebih rendah karena sentimen suram dan penguatan Dolar AS kembali.
Sebelum melakukan aksi jual atau beli emas diakhir pekan ini, setidaknya bisa mempertimbangkan tren harga saat ini. Harga emas akan kembali menguji level support dalam jangka pendek di kisaran 1303.70 – 1.309.12, terobosan ini mungkin menempatkan mereka pada jalur pembentukan top Head dan Shoulders yang berombak. Pergerakan harga selajutnya akan membutuhkan terobosan ke garis leher dalam pola tersebut, dimana berpeluang ke 1282,54. Level Resistance masih di 1326.30, dengan potensi kenaikan hingga ke 1346.75 dalam pola perdagangan yang berombang, swing trade. (Lukman Hqeem)