ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia diperdagangkan secara ketat dalam perdagangan hari Rabu (06/03). Investor masih menunggu petunjuk arah baru dari negosiasi perdagangan AS – China dan pelemahan Wall Street sehingga membatasi keuntungan secara luas. Disisi lain, data ekonomi AS yang kuat mendukung penguatan dolar.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar bursa Jepang nyaris tidak berubah. Bursa saham Australia naik 0,2 % sementara Nikkei Jepang turun 0,5 %. Sementara dalam sesi perdagangan sebelumnya, Wall Street berakhir turun pada Selasa (05/03) waktu setempat. Penurunan saham General Electric diimbangi pendapatan sektor ritel yang positif dan investor memandang tingkat resistensi utama untuk Indek S&P 500 setelah pasar berjalan ke puncak lima bulan pada hari Senin.
Sebuah laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan perusahaan-perusahaan sektor non-manufaktur AS pada Februari menempatkan pesanan paling baru sejak Agustus 2005, sebuah indikator kesehatan yang kuat. Dalam jangka pendek, pelaku pasar saham akan fokus pada implikasi faktor-faktor positif seperti data ISM AS yang kuat ini. Pertumbuhan ekonomi AS yang mantap lebih menyita perhatian daripada khawatirkan atas perlambatan ekonomi China. Terlebih China, dalam hal perundingan perdagangan dengan AS tampaknya menuju kesepakatan.
Beijing mengungkapkan pada pertemuan tahunan parlemennya pada hari Selasa bahwa mereka menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,0 – 6,5 % pada tahun 2019, kurang dari pertumbuhan produk domestik bruto 6,6 % yang dilaporkan tahun lalu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan di hari Senin bahwa dia pikir Amerika Serikat dan China “berada di puncak” kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang mereka. Pompeo esoknya menambahkan bahwa “Segala sesuatunya ada di tempat yang baik, tetapi itu pasti benar.”
Di pasar mata uang, dolar menahan laju kenaikannya setelah naik terhadap sejumlah mata uang lainnya dalam perdagangan hari Selasa didukung laporan sektor non-manufaktur ISM yang optimis. Dolar stabil di 111,83 yen setelah mencapai setinggi 112,135, terkuat sejak 20 Desember dalam perdagangan USDJPY. Sementara Euro sedikit berubah ke $ 1,1306 menyusul penurunan 0,3 % pada hari sebelumnya, ketika jatuh dua minggu dari $ 1,1289.
Dalam perdagangan komoditi, harga minyak mentah berjangka AS turun 0,7 % ke $ 56,16 per barel setelah data dari American Petroleum Institute (API), menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS. (Lukman Hqeem)