ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun diakhir pekan, dalam koreksi yang tajam setelah sentimen risk-on mendorong investor melirik kembali perdagangan bursa saham AS dan global, disertai dengan penguatan dolar AS yang mengurangi permintaan untuk logam mulia.
Harga terkoreksi hingga di bawah angka kunci $ 1.300 dan menetap di level terendah dalam satu setengah bulan, atau turun lebih dari 2% dari minggu lalu . Ini sekaligus tercatat sebagai penurunan mingguan paling tajam sejak Agustus.
Logam mulia berusaha memotong beberapa kerugian, setelah dolar melemah segera setelah data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan aktiftas manufaktur AS lebih dingin dari yang diperkirakan dan pembacaan sentimen konsumen AS terbukti berumur pendek.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan April turun $ 16,90, atau 1,3%, berakhir di harga $ 1,299.20 per troy ons. Ini menandai penyelesaian terlemah dari kontrak paling aktif sejak 25 Januari. Dalam sepekan, harga emas batangan turun sekitar 2,5%, yang merupakan penurunan secara persentase mingguan paling curam untuk kontrak paling aktif dalam sepekan hingga akhir 17 Agustus. Secara bulanan, harga emas telah susut sekitar 0,7% di bulan Februari, mengakhiri laju kenaikan selama empat bulan beruntun.
Data ekonomi yang membantu harga emas adalah data indek sentimen konsumen dari Universitas Michigan yang memudar angkanya dibulan Februari, sebesar 93,8, lebih rendah dari konsensus ekonom sebesar 95,6. Indek Manufaktur Amerika yang menunjukkan aktiftas bisnis mereka pada Februari berada di laju paling lambat sejak pemilihan Presiden Donald Trump pada November 2016, dimana Indek yang di survei ISM menunjukkan penurunan hingga menjadi 54,2 pada Februari dari 56,6 dibulan Januari.
Data yang lebih lemah ini mendorong dolar AS melemah, investor membukukan keuntungan sebelumnya di perdagangan mata uang, tetapi kemudian bergerak lebih tinggi dan mencari untuk menghapus hampir semua kerugian mingguannya. Indeks Dolar AS naik 0,3% pada 96,468 setelah perdagangan emas berjangka ditutup. Penguatan greenback menekan harga emas, yang diperdagangkan dalam dolar.
Penurunan harga emas baru-baru ini sebagai penghormatan pasar terhadap prospek perundingan damai AS – China dalam mengakhiri perang tariff. Disisi lain, investor juga berharap masalah Brexit no-deal yang sangat ditakuti dapat dihindari, sehingga pada akhirnya mendukung investor untuk memilih aset yang lebih beresiko.
Pun demikian, hasil akhir perundingan ini masih belum pasti. Sejumlah isu masih menggantung termasuk perkembangan terakhir soal ekstradisi CEO Huawei dari Kanada ke AS. China telah memberikan tanggapan dan mengutuk ekstradisi ini.
Resolusi nyata dan positif dapat mengakibatkan lonjakan permintaan untuk aset berisiko dan sebaliknya menjadi negatif untuk emas. Perlu juga diingat bahwa kenaikan harga emas tetap terjaga sejauh ini oleh faktor-faktor risiko geopolitik dan spekulasi mengenai kemungkinan the Federal Reserve yang memilih menahan diri dalam melakukan pengetatan kebijakan moneter tahun ini.
Untuk saat ini, kenaikan aset berisiko, seperti saham, telah menarik permintaan logam mulia, yang dipandang sebagai aset surgawi. Indek Dow Jones dan S&P 500 misalnya kini tengah diperdagangkan lebih tinggi. (Lukman Hqeem)