ESANDAR, Jakarta – Harga emas mencatat penurunan secara back-to-back, beruntun untuk pertama dalam 3 minggu terakhir. Meski begitu, pergerakan harga itu sederhana, menunjukkan sedikit reaksi terhadap hari pertama laporan tengah tahun Gubernur Bank Sentral AS di Kongres. Pekau pasar nampaknya memilih bersikap menunggu dan mengamati perkembangan yang terjadi.
Memang harga emas mengalami pendinginan beberapa waktu terakhir ini. Sejumlah sentiment ikut membebani pasar. Salah satunya adalah sikap investor yang kembali berani memilih aset yang lebih beresiko, risk appetite. Pilihannya jatuh kepada saham, setelah prospek kesepakatan AS – China soal perang tariff menemui titik temu.
Dalam perdagangan hari Selasa (26/02), sejumlah sentiment yang biasanya menjadi sumber negatif bagi harga emas mengalami pelemahan. Bursa saham mengalami koreksi akibat aksi ambil untung, Dolar AS melemah dengan perkembangan di Eropa, serta turunnya imbal hasil Obligasi AS. Sayangnya, ini semua masih tidak mampu mendorong minat beli investor dan gagal membuat harga emas naik di zona hijau.
Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan April harus turun $ 1, atau kurang dari 0,1%, di harga $ 1,328.50 per troy ons. Sempat menguat 0,3%, di $ 1,329.50 per troy ons pada perdagangan hari Senin. Harga emas tidak jatuh secara beruntun sejak terkoreksi panjang selama beberapa hari pada 7 Februari silam. (Lukman Hqeem)