ESANDAR, Jakarta – Harga minyak mentah naik lebih dari 5% diakhir pekan kemarin. Pasalnya, OPEC terus menunjukkan komintmen untuk mengurangi pasokannya.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) awal pekan ini melaporkan produksi minyak mentahnya turun hampir 800.000 barel per hari di Januari menjadi rata-rata 30,81 juta barel per hari, dengan sebagian besar pemotongan berasal dari Arab Saudi. Laporan pasar minyak bulanan Badan Energi Internasional, juga dirilis minggu ini, melaporkan bahwa Saudi telah memangkas produksi sebesar 400.000 barel per hari bulan lalu, menjadi rata-rata 10,24 juta barel per hari.
Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk memangkas produksi lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, sebagaimana dikatakan oleh Menteri Perminyakan Kerajaan Arab Saudi Khalid al-Falih. Lebih jauh ditakan olehnya , bahwa negara itu akan memotong lagi sebesar 500.000 barel per hari sehingga total produksi menjadi 9,8 juta barel per hari di bulan Maret. Paska pemberitaan ini, harga minyak mentah bereaksi melaju kea rah positif.
Pergerakan ini bertepatan dengan kemungkinan penurunan sukarela dari Iran dan Venezuela, membuatnya semakin sulit bagi produsen minyak serpih AS atau produsen lain untuk mencegah penurunan harga global. Lembaga Informasi Energi akan mengeluarkan laporan produktivitas pengeboran bulanan pada hari Selasa, yang akan mencakup ekspektasi untuk output serpih A.S. Maret.
Pada hari Jumat, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah rig pengeboran minyak di AS yang beroperasional mengalami kenaikan. Jumlahnya naik selama seminggu berturut-turut, sebesar 3 hingga mencatat jumlah yang operasional sebesar 857 dalam minggu ini.
Pihak Aramco dikabarkan akan menghentikan produksi minyak minggu ini di Safaniyah, ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia. Ladang minyak ini memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 1 juta barel minyak per hari. Aramco mengatakan kepada Reuters di hari Jumat bahwa semua fasilitas dan operasinya, termasuk Safaniyah, aman dan normal. Sebuah sumber yang akrab dengan masalah ini sebelumnya mengatakan kepada kantor berita bahwa ladang minyak ditutup sebagian setelah kabel listrik utama terputus oleh jangkar kapal.
Disisi lain, kemajuan hasil perundingan AS – China terkait perang dagang diantara keduanya, membuka harapan pulihnya permintaan minyak oleh China kembali. Pelaku pasar menyambut optimis kemajuan dalam pembicaraan perdagangan di akhir minggu ini antara AS dan China setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di Beijing.
Harga minyak mentah AS naik $ 1,18, atau 2,2%, ke $ 55,59 di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara minyak mentah Brent naik $ 1,68, atau 2,6%, ke $ 66,25 di bursa ICE Futures Europe, London. Baik WTI dan Brent ditutup pada harga tertinggi sejak 19 November. (Lukman Hqeem)