Dow Jones indikasikan kenaikan

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indek Dow Jones terindikasi naik sekurang-kurangnya 100 poin setelah terjun bebas sebesar 800 poin pada perdagangan sebelumnya. Perdagangan reguler di Wall Street memang ditutup pada Rabu (05/12) sebagai hari berkabung untuk pemakaman George H.W. Bush. Pun demikian, perdagangan elektronik indek saham tetap terbuka.


Indeks saham berjangka AS menunjukkan kenaikan moderat pada Rabu, setelah kerugian terburuk setidaknya 3% untuk tiga indeks utama di sesi sebelumnya. Meskipun, pasar ditutup ketika negara berduka atas mantan Presiden George H.W. Bush, yang meninggal pada hari Jumat. Perdagangan elektronik indek saham berjangka masih berlangsung.


Indek Dow Jones naik 114 poin, atau 0,5%, di 25.160, Indek S&P 500 naik 16,30 poin menjadi 2.718, naik 0,6%, sementara Indek Nasdaq naik 45 poin, atau 0,7%, pada 6,848.25. Pada hari Selasa, Indek Dow Jones tenggelam 799,36 poin, atau 3,1%, menjadi 25.027,07, sedangkan indek S&P 500 turun 90,31 poin, atau 3,2%, menjadi 2,700,06. Indek Nasdaq jatuh 283,09 poin, atau 3,8%, menjadi 7.158,43.


Saham-saham di sektor keuangan dan industri menjadi pecundang terbesar sementara sektor utilitas adalah satu-satunya pemenang di indek S & P 500. Ketiga patokan memiliki hari terburuk sejak 10 Oktober.


Penurunan yang terjadi sebelumnya, menjadi kesempatan bagi investor untuk mengambil jeda setelah kombinasi yang meragukan seputar moratorium perdagangan AS-China dalam KTT G-20 pada akhir pekan kemarin. Sementara perkembangan yang tidak menyenangkan di pasar obligasi dikombinasikan untuk menggoyahkan keberanian investor.


Pada hari Senin, imbal hasil utang pemerintah lima tahun merosot di bawah hasil pada utang tiga tahun, sebuah fenomena yang telah mendahului resesi sebelumnya, dan merupakan tanda bahwa investor lebih percaya diri tentang pertumbuhan ekonomi saat ini daripada masa depan karena Federal Reserve akan menaikkan suku bunga .


Pada hari Selasa, bentang melebar antara imbal hasil Obligasi dengan tenor 2 tahun dengan 10 tahun diperketat ke posisi tersempit dalam 11 tahun. Perbedaan antara jatuh tempo ini adalah ukuran paling populer dari pertumbuhan ekonomi masa depan. Imbal hasil 10-tahun jatuh di bawah level dua tahun telah menjadi indikasi awal hadirnya setiap resesi sejak 1975.


Beberapa analis dan investor percaya bahwa tingkat penurunan yang parah di hari Selasa, menunjukkan beberapa tanda-tanda bahwa para investor akhirnya menyerah setelah mencoba bertahan dari kemerosotan. Beberapa poin kunci, karena aksi jual kemarin menarik banyak kelengahan.


Setelah bergerak naik dalam enam hari perdagangan, Indek S & P 500 menghapus hampir setengah dari kemarin ini. Sentimen positif ini berkisar pada momentum yang secara positif melandai pada grafik harian, selain kemerosotan kemarin. Selain itu, beberapa kapitulasi dalam volume membesar pada sisi ke bawah disbanding yang ke atas, yang telah sangat kurang dalam berbulan-bulan ini.


Pada 12 distrik Federal Reserve, terlihat pertumbuhan ekonomi berlangsung secara moderat mulai pertengahan Oktober hingga akhir November, tetapi wilayah Dallas dan Philadelphia mencatat ekspansi yang lebih lambat, sementara St. Louis dan Kansas City mencatat pertumbuhan sedikit saja, demikian menurut laporan Beige Book Fed yang dirilis Rabu (05/12). (Lukman Hqeem)