ESANDAR, Jakarta – Emas mempertahankan tren kenaikannya pada hari Jumat dengan naik ke $ 1271. Namun, sulit memperpanjang kenaikannya mengingat indek dolar AS bersiap menguat kembali lagi.
Dolar AS sempat gagal bertahan di atas level 95, kini menguji kembali diawal minggu ini. Harga Emas turun $ 0.50 atau 0.04% menjadi $ 1,270.10 per troy ounce. Sehari sebelumnya, harga emas mencapai posisi terendah di $ 1,260.00.
Pasar saham terus terguncang oleh ancaman perang perdagangan global antara dua ekonomi terbesar dunia. Presiden Trump menerapkan tarif tambahan untuk beberapa barang impor kepada beberapa negara. Termasuk China, yang kemudian memberikan aksi balasan dan menjadi perang perdagangan global. Sehingga semestinya perang perdagangan ini menciptakan lingkungan yang mampu menarik penawar (pembeli) emas, untuk menegaskan daya tariknya sebagai aset safe-haven di masa ketidakpastian pasar.
Namun, faktanya hal itu tidak terjadi dan membingungkan sejumlah pedagang dan investor. Emas berjangka jatuh ke level terendah 2018, bahkan ketika terjadi meningkatnya risiko geopolitik. Pada hari Kamis (21/06), emas berjangka untuk pengiriman Agustus sebagai kontrak teraktif, ditutup di level terendah baru untuk 2018, turun $ 4, atau 0,3%, di $ 1,270.50 per ons. Harga emas TURUN sekitar 0,5% minggu ini, 2,5% sejauh ini di bulan Juni dan sekitar 2,9% pada tahun ini hingga saat ini.
Pedagang dan investor masih belum dapat memahami respon pergerakan harga logam mulia di lingkungan pasar saat ini padahal sentiment negative sudah mengemuka. Penurunan harga terjadi di tengah sebagian besar aksi perdagangan sideways dengan kecenderungan turun pada pasar saham yang populer sebagai acuan. Kemerosotan harga logam mulia, misalnya, terjadi bahkan setelah indeks Dow Jones dan indeks S & P 500 diperdagangkan lebih rendah Kamis.
Pasar terus berada dalam kekhawatiran terkait meningkatnya perang perdagangan antara AS dan China. Bahkan di awal pekan ini saja, Presiden Donald Trump mengancam untuk menambah sekitar $ 400 miliar tarif tambahan untuk barang-barang Cina. Indeks Dow berada dalam tren turun untuk memperpanjang penurunan beruntun menjadi delapan sesi. Untuk minggu ini, indeks Dow turun lebih dari 2%, sementara S & P 500 turun sekitar 0,8%. Aset yang dianggap berisiko, seperti saham, biasanya bergerak terbalik dengan emas karena status safe-haven.
Penguatan dolar, menjadi faktor semakin mahalnya harga komoditas bagi pembeli yang menggunakan selain dolar. Dengan kata lain, lonjakan dolar yang terjadi mengimbangi faktor ketidakpastian global. Sebagian investor beralih pada alternatif aset dengan daya simpan seperti Bitcoin.
Korelasi negatif antara emas – dolar AS mencapai puncaknya pada bulan Mei. Permintaan emas di musim panas memang cenderung menurun. Sementara permintaan di Asia tidak banyak. Secara teknikal, harga logam mulia sedang mengarah tren turun menuju target rounding 1241.62. Tren turun ini ditandai oleh gagalnya komoditi ini naik diatas harga rata-rata dalam 200 hari perdagangan pada di minggu lalu. Secara relative, harga telah berada di posisi jenuh jual pada 28,15%. (Lukman Hqeem)