ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka turun pada Selasa (15/05) setelah data ekonomi AS yang optimis menambah tekanan dari naiknya suku bunga acuan Obligasi 10-tahun, mengirim harga untuk logam di bawah garis $ 1,300 sebagai yang terendah tahun ini.
Emas membukukan kerugian keenam dalam tujuh sesi karena laporan-laporan itu menunjukkan penjualan di pengecer AS naik pada bulan April untuk bulan kedua berturut-turut, menambah bukti bahwa ekonomi melaju setelah awal yang lebih lambat untuk tahun ini. Sebuah laporan terpisah menunjukkan jeda tajam dalam pertumbuhan ekonomi New York.
Berbagai pemberitaan ekonomi AS yang positif ini semakin menekan harga emas. Penjualan ritel, jumlah Empire State yang baik dan menambah bobot terhadap kenaikan suku bunga tambahan pada tahun 2018 nanti. Hal ini semakin mendorong kenaikan suku bunga jangka dalam pendek dan mengarahkan ke kekuatan dolar AS lebih lanjut yang juga memimpin emas lebih rendah.”
Harga Emas kehilangan $ 27,90, atau 2,1%, untuk menetap di $ 1.290,30 per ounce. Itu adalah penyelesaian terendah untuk kontrak paling aktif sejak akhir Desember dan penguatan dolar dalam satu hari terbesar sejak pertengahan Desember 2016. Penurunan emas juga mendorong komoditas ini ke harga di bawah rata-rata pergerakan 200 hari di $ 1,307.80 untuk pertama kalinya sejak akhir Desember.
Logam kuning telah jatuh di bawah level dukungan teknis utama di $ 1.300. Penurunan di bawah level kunci itu memicu sejumlah besar stop order yang ditempatkan sebelumnya di pasar berjangka, untuk mendorong harga jatuh lebih rendah.
Dalam pidatonya di Economic Club of Minnesota Selasa, Pejabat The Federal Reserve John Williams mengatakan dia mendukung target Fed dalam menaikkan suku bunga dari tiga atau empat kali kenaikan suku bunga tahun ini dengan catatan peningkatan bertahap selama dua tahun ke depan.
Penurunan harga disebabkan oleh penguatan Dolar AS dan kenaikan imbal hasil Obligasi AS. Indeks Dolar Amerika Serikat, naik 0,7% menjadi 93,25, naik untuk hari kedua berturut-turut. Mata uang AS yang lebih keras membuat emas yang berharga lebih murah kurang menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Sementara imbal hasil obligasi juga menekan permintaan untuk logam mulia, yang naik mencapai level tertingginya sejak 2011. Imbal hasisl Obligasi 10-tahun naik 8,9 basis poin di 3,078%.
Pun demikian, pada perdagangan komoditi tercatat bahwa harga minyak terus meletus, dan tidak terlihat akan berhenti di sini. Tak heran bila jatuhnya harga emas dengan tekanan Dolar yang hebat itu, ternyata emas tidak jatuh lebih rendah. Ke depan, emas masih membutuhkan waktu untuk mengkonsolidasikan posisinya sekarang setidaknya hingga bisa kembali ke level $ 1.300. Logam berat untuk bisa menurun ke kisaran $ 1.250. (Lukman Hqeem)