ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan awal pekan hari ini, kemungkinan besar bahwa dolar AS mencoba mempertahankan penguatannya. Aksi risk-appetite diperkirakan terjadi dan masih ada hingga pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal, FOMC minggu ini.
Saat perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi Dolar AS berhasil memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia lainnya, kecuali yen. Hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,2288, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3941, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7713 dan USDJPY ditutup melemah di level 105,98.
Sebelumnya nilai dolar AS terus membaik meskipun perlahan-lahan, karena data tenaga kerja AS yang berupa pembukaan lapangan kerja baru dan sentimen konsumen Michigan serta aktivitas pabrikannya terus membaik sehingga dapat dipastikan bahwa data ini juga mendukung bahwa pekan ini suku bunga the Fed bisa naik untuk pertama kalinya di tahun ini dan investor juga masih akan menantikan berapa kali lagi bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku bunganya di tahun ini.
Faktor penantian akhir pekan tersebut telah membuat dolar AS atau greenback bisa meredupkan emas kembali dengan menghindarkan diri dari situasi safe haven emas karena lelang obligasi AS pekan lalu juga mengalami kelebihan permintaan, sebagai adanya antisipasi dari kenaikan suku bunga minggu ini.
Penguatan dolar AS sendiri merupakan berkah dari beberapa data ekonomi di luar AS yang kurang mendukung normalisasi kebijakan moneternya di masing-masing bank sentralnya serta strategi Gedung Putih, baik yang berupa strategi politik maupun strategi ekonomi, yang terus membuat bingung investor untuk menghadapi masa depan ekonomi yang kondusif.
Situasi seperti ini memang akan mendukung penguatan greenback sehingga kita melihat bahwa emas sendiri memang masih bertahan di atas level psikologis $1300 per troy ounce dan memang terus berharap agar nilainya juga tidak melemah kembali. Sayangnya beberapa kebijakan fiskal AS sendiri seperti kebijakan tarif impor laogam serta pengurangan defisit dengan China, memang sangat berdampak kepada emas, kadang emas bisa membaik, kadang pula akan memburuk.
Membaik ketika kondisi perang dagang makin semarak, namun memburuk ketika sisi belanja China akan melemah berkat pengurangan defisit perdagangan AS tersebut. Publik dan investor hari ini berharap besar kepada pertemuan G20 di Buenos Aires hari ini, di mana para menteri keuangan serta pemimpin bank-bank sentral G20 bertemu dan kami berharap masalah strategi Gedung Putih beberapa waktu lalu bisa dipecahkan dan bisa menghindarkan diri dari perang dagang global di kemudian hari.
Harapan penguatan Dolar AS sendiri masih ada, karena investor bersiap menyambut kenaikan suku bunga the Fed untuk keenam kalinya sejak 2015. Kenaikan suku bunga kali ini merupakan kebijakan perdana dari Jerome Powell sebagai ketua the Fed, dan kami sendiri melihat bahwa kebijakan Powell sendiri sepertinya mendapat perintah Trump agar dolar AS jangan terlalu menguat.
Situasi ini membuat dirinya bimbang, di satu sisi data pertumbuhan melaju terus, di sisi lain laju inflasinya cenderung mendatar. Butuh melemahkan dolar AS guna mendongkrak inflasi, sehingga dapat dipastikan bahwa tahun ini hanya ada 3 kali kenaikan suku bunganya. (Lukman Hqeem)